SEPAK Bola Indonesia tengah menikmati letupan kegembiraan dengan sosok Shin Tae-yong, pelatih yang saat ini menangani Timnas Indonesia. Tiga kemenangan beruntun dari Vietnam, telah cukup melahirkan sebuah kegilaan baru di sepak bola nasional.
Timnas Indonesia, kini seperti benar-benar menjadi ikon nasional yang diyakini memberi harapan lebih jauh. Harapan yang membumbung tentang kemungkinan bermain di Piala Dunia 2026, bahkan sudah berani dikatakan.
Semua tidak lepas dari program Naturalisasi yang saat ini dijalankan PSSI dibawah Erick Thohir. Atau mungkin lebih tepatnya dilanjutkan kembali, setelah sebelumnya proyek naturalisasi sudah dijalankan.
Namun naturalisasi harus diakui telah memicu pro kontra di kalangan pecinta sepak bola nasional. Melihat hasilnya yang saat ini dicapai, banyak pendukung Timnas Indonesia mendukung program ini dengan seksama.
Shin Tae-yong juga masih leluasa melaksanakan tujuan-tujuan dari program naturalisasi ini. Sehingga jumlah pemain naturalisasinya kini telah meningkat jumlahnya di Timnas Indonesia.
Sementara disisi lain, mereka yang ’idealis’ menganggap naturalisasi adalah langkah instan yang hanya memunculkan hasil semu. Tanpa ada perbaikan massif dalam sistem pembinaan dan kompetisi, naturalisasi dianggap hanya sebuah mimpi indah yang setiap saat bisa sirna.
Naturalisasi pemain dalam tim nasional sepakbola Indonesia telah menjadi topik yang kontroversial dalam beberapa tahun terakhir. Sementara beberapa pihak mendukung program ini sebagai cara untuk meningkatkan kualitas tim nasional, yang lain menganggapnya sebagai langkah yang kontroversial dan berpotensi merugikan.
Naturalisasi diyakini akan bisa memberikan sebuah efek penyegaran di Timnas Indonesia. Dengan memperkenalkan pemain keturunan yang memiliki kualitas tinggi, timnas Indonesia bisa mencapai peningkatan dalam hal kemampuan dan strategi.
Pemain-pemain keturunan telah mengalami pelatihan dan kompetisi di level kompetisi yang lebih baik. Sehingga mereka bisa membawa kualitas permainan ke tim nasional Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.
Dengan memasukkan pemain keturunan berkualitas, ada potensi untuk meningkatkan prestasi tim nasional Indonesia. Baik di level kompetisi regional maupun internasional. Pada gilirannya, hal itu juga akan membawa peningkatan popularitas sepak bola nasional.
Dengan demikian bisa memperluas basis penggemar, meningkatkan minat dan popularitas sepakbola di Indonesia. Sehingga akan bisa mendukung perkembangan sepakbola secara keseluruhan.
Tetapi, Naturalisasi juga dipandang sebagai sesuatu yang jauh dari nilai idialisme. Program ini dipandang akan membuat kehilangan identitas lokal dalam tim nasional. Ini bisa mengurangi kebanggaan dan dukungan dari penggemar yang lebih mengidentifikasi diri dengan pemain-pemain asli Indonesia.
Fokus pada naturalisasi pemain juga dipandang bisa mengurangi investasi dan perhatian terhadap pengembangan pemain lokal. Ini bisa menghambat perkembangan generasi muda pemain sepakbola Indonesia.
Naturalisasi pemain juga dinilai bisa memicu ketidaksetaraan peluang bagi pemain-pemain lokal yang berjuang untuk mendapatkan tempat di tim nasional. Ini dapat menciptakan perasaan ketidakadilan dan frustrasi di kalangan pemain muda yang berbakat.
Dalam konteks yang tepat, naturalisasi pemain dapat menjadi alat yang berguna untuk meningkatkan kualitas dan prestasi tim nasional sepakbola Indonesia. Namun, perlu dilakukan dengan hati-hati dan mempertimbangkan baik pro dan kontra yang ada agar tidak mengorbankan identitas dan potensi pengembangan pemain lokal.
Apalagi saat ini, program naturalisasi pemain telah menjadi tren yang semakin umum di dunia sepakbola modern. Banyak negara menggunakan naturalisasi sebagai strategi untuk memperkuat tim nasional mereka dan meningkatkan prestasi dalam kompetisi internasional.
Ada banyak negara yang pada kenyataannya memiliki pemain naturalisasi di dalam Timnas mereka. Prancis adalah salah satu negara yang paling terkenal dalam menerapkan program naturalisasi pemain.
Sukses mereka di Piala Dunia FIFA 1998 tidak lepas dari kehadiran beberapa pemain naturalisasi, Itu termasuk Zinedine Zidane dan Marcel Desailly. Program ini, di Prancis masih terus berlanjut, dengan menarik bakat-bakat sepak bola dari berbagai belahan dunia untuk memperkuat tim nasional mereka.
Jerman juga telah sukses dalam memanfaatkan program naturalisasi untuk memperkuat tim nasional mereka. Pemain seperti Miroslav Klose, Lukas Podolski, dan Mesut Ozil adalah contoh nyata dari pemain-pemain naturalisasi yang telah berkontribusi besar bagi kesuksesan Jerman dalam kancah sepakbola internasional.
Lalu juga Belgia, adalah negara yang juga telah berhasil menggunakan program naturalisasi untuk meningkatkan kualitas tim nasional mereka. Pemain-pemain seperti Vincent Kompany, Marouane Fellaini, dan Romelu Lukaku adalah beberapa contoh pemain naturalisasi yang telah menjadi tulang punggung tim nasional Belgia dalam beberapa tahun terakhir.
Bahkan Qatar yang baru saja sukses menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 juga memilih naturalisasi untuk meningkatkan daya saing tim nasional mereka. Beberapa pemain top internasional telah menerima kewarganegaraan Qatar dan berkomitmen untuk memperkuat tim nasional Qatar dalam persiapan untuk Piala Dunia 2022 lalu.
Di Indonesia program naturalisasi telah memunculkan apa sebuah sinisme: ’Timnas Idonesia atau Timnas Hindia Belanda’. Namun dari beberapa sisi sepertinya dukungan masih berpihak pada strategi naturalisasi ini.
Prestasi Timnas Indonesia sejak ditangani Shin Tae-yong dengan support besar terhadap program naturalisasi ini sejauh ini berjalan baik. Prestasi Timnas Indonesia meningkat pesat dalam empat tahun terakhir di semua level.
Tidak ada salahnya, kita semua menunggu apa yang bisa di berikan dari garapan naturalisasi ini terhadap Timnas Indonesia.
Salam Sepak bola! (*)



