Ledakan ini terjadi di komplek masjid sekolah bersamaan dengan dilangsungkannya salat Jumat. Akibat kejadian ini, ada sekitar 96 orang yang menjadi korban.
Namun, sejauh ini belum ada korban yang dinyatakan meninggal. Sebagian besar korban sudah kembali ke rumah setelah menjalani perawatan.
Dari keterangan sementara, pelaku peledakan diduga adalah salah satu siswa di sekolahan tersebut. Kabarnya, siswa ini adalah korban bullying atau perundungan.
Untuk kejelasan pastinya tentunya masih perlu menunggu dari hasil penyelidikan resmi yang saat masih terus dilakukan pihak kepolisian.
Namun, jika hal ini memang benar, tentunya sangat memprihatinkan. Hal ini tentunya warning atau sebuah tanda peringatan bagi dunia pendidikan.
Sejak dulu, kasus perundungan di sekolah ini sudah ada. Hanya bedanya, sekarang ini, banyak kasus perundungan yang menjadi viral di media sosial.
Peristiwa ledakan terjadi di lingkungan SMA Negeri 72 Jakarta pada hari Jumat (7/11/2025) cukup mengagetkan dan menyita perhatian banyak pihak.
Ledakan ini terjadi di komplek masjid sekolah bersamaan dengan dilangsungkannya salat Jumat. Akibat kejadian ini, ada sekitar 96 orang yang menjadi korban.
Namun, sejauh ini belum ada korban yang dinyatakan meninggal. Sebagian besar korban sudah kembali ke rumah setelah menjalani perawatan.
Tidak lama setelah terjadinya ledakan, banyak yang mengaitkan jika aksi itu dilakukan oleh kelompok tertentu. Hal ini terkait adanya benda mirip senjata api yang ditemukan di lokasi kejadian. Belakangan, senjata api itu dipastikan adalah barang mainan.
Dari keterangan sementara, pelaku peledakan diduga adalah salah satu siswa di sekolahan tersebut. Kabarnya, siswa ini adalah korban bullying atau perundungan.
Untuk kejelasan pastinya tentunya masih perlu menunggu dari hasil penyelidikan resmi yang saat masih terus dilakukan pihak kepolisian.
Namun, jika hal ini memang benar, tentunya sangat memprihatinkan. Hal ini tentunya warning atau sebuah tanda peringatan bagi dunia pendidikan.
Di mana, perhatian terhadap masalah perundungan ini perlu lebih ditingkatkan. Pasalnya, kasus ini masih marak terjadi di berbagai daerah dan tingkatan sekolah, mulai dari hingga SMA.
Sejak dulu, kasus perundungan di sekolah ini sudah ada. Hanya bedanya, sekarang ini, banyak kasus perundungan yang menjadi viral di media sosial.
Dampak Psikis...
Hal ini tentunya membawa dampak psikis yang berat bagi korban, bahkan pelakunya.
Selain itu, kasus perundungan sepertinya juga masih kurang mendapat perhatian sehingga jatuh korban. Perhatian yang kurang ini bisa disebabkan karena memang efeknya yang tidak tampak secara langsung.
Selain itu, banyak korban yang tidak melapor pada pihak sekolah hingga orang tuanya. Alasannya, bisa karena takut, dapat ancaman, maupun malu jika jadi viral.
Kasus ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta ini juga bisa dinilai jika adanya perubahan relasi antara anak dengan orang tua maupun siswa dengan guru di lingkup sekolah.
Untuk itu, masalah perundungan di instansi pendidikan ini harus lebih diperhatikan. Sekolah harus punya program untuk pencegahan, dan melakukan sosialisasi yang lebih masif.
Tak hanya itu, kerja sama antara sekolah dan orang tua murid perlu lebih diperkuat. Jalinan komunikasi dari sekolah dengan orang tua penting dilakukan untuk mengetahui perkembangan sekolah dan anaknya.
Saat ini, akses komunikasi bisa lebih mudah dilakukan. Misalnya, dengan membikin grup WhatsApp, dari sekolah dan orang tua. Dari sini, minimal bisa mengurangi adanya kasus perundungan.
Kemudian, upaya lainnya juga bisa dengan memasang CCTV yang bisa mengakses aktivitas siswa hingga ke seluruh area sekolah.
Dukungan Banyak Pihak...
Memang tidak mudah dalam menangani masalah perundungan ini. Namun, melihat dampaknya yang cukup besar maka mau tidak mau, hal ini wajib dilakukan.
Selain pihak sekolah dan orang tua, upaya menangani masalah perundungan juga perlu mendapat dukungan dari banyak pihak terkait lainnya.(*)