Minggu, 26 Januari 2025

PROSESĀ demokrasi di Indonesia tidak lagi hanya sekadar pesta lima tahunan nirmakna. Pemilu, sebagai pintu gerbang menuju demokratisasi, menjadi sorotan penting dalam membaca tatanan kenegaraan masa kini dan masa depan.

Namun, sayangnya, pandangan ini terasa semakin kabur ketika melihat bagaimana bangunan demokrasi yang dirintis dengan susah payah oleh para pendiri bangsa kini mulai kehilangan makna.

Pemandangan yang umum terjadi saat ini adalah proses berdemokrasi yang dipenuhi dengan fitnah, kampanye negatif, politik uang, dan saling menjatuhkan lawan. Bahkan, hal-hal ini dianggap sebagai "kewajaran" di Indonesia. Ini adalah benalu yang menggerogoti inti demokrasi.

Pemilu 2024 menjadi bukti yang mencengangkan. Masing-masing pasangan calon presiden dan wakil presiden minim adu gagasan dalam debat yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Yang muncul justru adalah saling serang untuk menjatuhkan lawan.

Bagi para elite politik, mungkin ini bukanlah masalah besar. Tetapi bagi masyarakat, terutama yang berada di lapisan bawah, hal ini dapat mengoyak kerukunan yang telah terbangun dengan baik. Bahkan, sudah tampak upaya saling menyerang antar pendukung pasangan calon. Hal ini semakin memperkeruh suasana demokrasi.

Demokrasi yang berkeadaban seharusnya didasari oleh prinsip kesetaraan dan keadilan. Setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam pengambilan keputusan politik, tanpa memandang latar belakang agama, etnisitas, gender, atau status sosial.

Oleh karena itu, penting untuk membangun demokrasi yang berkeadaban guna menata bangunan negara dengan kokoh, serta nilai dan moralitas yang utuh. Demokrasi tidak hanya soal pesta lima tahunan, tetapi juga tentang keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Membangun demokrasi berkeadaban bukanlah hal yang mudah. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi, mulai dari pengaruh uang dalam politik hingga penyebaran disinformasi.

Upaya membangun demokrasi berkeadaban memerlukan komitmen yang kuat dari semua pemangku kepentingan, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.

Dengan bersikap bijaksana terhadap tantangan dan kesempatan yang muncul, serta membangun landasan moral dan praktis yang kokoh, kita dapat mengembangkan sistem politik yang mempromosikan keadilan, kebebasan, dan martabat manusia bagi semua warga negara.

Komentar

Gagasan Terkini

Terpopuler