Selasa, 18 November 2025

AKSI demonstrasi di berbagai daerah di Indonesia pada Agustus 2025 sebagian besar ricuh. Penuh aksi pembakaran, perusakan dan penjarahan. Demo besar di Nepal juga sama. Bahkan anarkisnya luar biasa.

Aksi anarkisme dalam unjuk rasa belakangan ini seolah menjadi ”atribut” yang melekat. Muncul asosiasi jika demo ya harus bakar-membakar dan merusak.

Ini cukup memprihatinkan. Karena aksi demo bisa menjadi momok menakutkan. Tak hanya bagi pihak yang didesak, tapi juga masyarakat sekitar.

Saat ada informasi akan terjadinya demonstrasi, orang-orang selalu was-was. Takut terjadi anarkisme.

Pengusaha pemilik toko, lebih takut lagi. Khawatir tokonya jadi sasaran penjarahan.

Saat informasi akan terjadi demo baru muncul, banyak informasi yang berseliweran yang menambah ketakutan.

Di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, awal September 2025 lalu. Orang tua siswa panik, bertanya ke sana-kemari, saat muncul informasi akan adanya demo.

Kepanikan itu muncul lantaran saat demo beberapa waktu lalu di Jakarta, banyak kalangan pelajar yang juga ikut turun ke jalan.

Alhasil Dinas Pendidikan, Kepemdudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kudus sempat mengeluarkan surat edaran agar siswa melakukan belajar di rumah pada Kamis (4/9/2025).

Meskipun akhirnya surat edaran itu pun dicabut. Sekolah tetap berjalan sebagai mestinya. Aksi unjuk rasa pun berjalan dengan damai dalam bentuk audiensi dengan bupati.

Demo Pati...

  • 1
  • 2

Komentar

Terpopuler