Selasa, 18 November 2025

KORUPSI, sebuah penyakit kronis yang menggerogoti sendi-sendi bangsa, sering kali dipandang sebagai masalah struktural yang rumit. Bahkan dinilai sebagai penyakit laten yang sulit untuk dicegah.

Namun, di balik kerumitan tersebut, terdapat satu faktor fundamental yang sering terabaikan, yakni lemahnya integritas dan moralitas.

Memerangi korupsi tidak cukup hanya dengan penegakan hukum yang keras. Upaya yang lebih mendasar harus dilakukan, yaitu dengan menanamkan nilai-nilai luhur sejak dini melalui pendidikan karakter, baik di sekolah formal maupun non-formal.

Pendidikan karakter bukan sekadar mata pelajaran tambahan, melainkan sebuah proses pembentukan diri yang berkelanjutan. Di usia dini, pikiran anak-anak masih seperti spons yang sangat mudah menyerap informasi dan nilai.

Inilah waktu yang paling krusial untuk menanamkan benih-benih kejujuran, tanggung jawab, empati, dan keadilan. Nilai-nilai ini, jika terus dipupuk, akan menjadi benteng yang kokoh melawan godaan korupsi di masa depan.

Di bangku sekolah formal, pendidikan karakter dapat diintegrasikan ke dalam setiap mata pelajaran. Misalnya, dalam pelajaran matematika, guru dapat mengajarkan pentingnya kejujuran dalam berhitung.

Dalam pelajaran sejarah, mereka dapat menyoroti kisah-kisah pahlawan yang menjunjung tinggi integritas.

Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka, Palang Merah Remaja, atau klub debat, juga dapat menjadi wadah yang efektif untuk melatih kepemimpinan, kerja sama, dan etika.

Kurikulum yang berfokus pada pengembangan moral dan etika, bukan hanya pada nilai akademis, adalah kunci.

Pendidikan Nonformal...

  • 1
  • 2

Komentar

Terpopuler