Minggu, 26 Januari 2025


SUDAH menjadi rahasia umum bahwa sektor ekonomi syariah memiliki potensi yang sangat besar. Dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia semestinya Indonesia mampu menjadi pusat ekonomi syariah dunia. Perkembangan industri perbankan dan lembaga keuangan mikro syariah di Tanah Air menunjukkan bahwa ekonomi syariah mampu menjadi energi baru dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonsia.

Ekonomi syariah terbukti menjadi sektor yang menjanjikan. Sektor jasa keuangan syariah dan industri halal terus mengalami pertumbuhan pesat. Perkembangan ini tidak dapat dilepaskan dari tren ekonomi keuangan syariah yang menjadi daya tarik baru dalam perekonomian global.

Pada 2019, pengeluaran konsumen muslim dunia mencapai USD 2,02 triliun yang mencakup enam sektor riil yakni makanan dan minuman, produk farmasi, kosmetik, fesyen, travel, media, dan rekreasi. Tren populasi muslim global juga terus meningkat. Bahkan di tahun 2030 jumlah penduduk muslim dunia diprediksi akan melebihi seperempat dari populasi global (Media Keuangan, 4 April 2021)

Kepercayaan masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah tentu saja tidak muncul tiba-tiba. Salah satu penyebabnya karena kegagalan sistem ekonomi kapitalis yang sering disebut-sebut sebagai biang keladi berbagai krisis ekonomi global.

Geliat pengembangan ekonomi syariah di negeri ini dimulai sejak berdirinya Bank Muamalat sebagai bank berbasis syariah pertama di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, pemerintah menerbitkan berbagai regulasi untuk mendukung penguatan ekonomi syariah. Mulai dari regulasi mengenai perbankan syariah, penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) hingga pengaturan tata kelola zakat dan wakaf.

Selain regulasi, dukungan pemerintah juga ditunjukkan dengan membentuk Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) sebagai katalisator dalam upaya mempercepat dan memajukan ekonomi dan keangan syariah.

Peran Generasi Milenial

Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Karena itu, upaya mewujudkan itu semua tidak cukup hanya mengandalkan peran pemerintah. Mengembangkan ekonomi syariah juga butuh dukungan masyarakat, terutama generasi milenial. Generasi milenial perlu ikut andil agar pengembangan ekonomi syariah berjalan dengan baik.
Secara kuantitas muslim milenial Indonesia merupakan penduduk potensial yang sangat menentukan masa depan bangsa ini. Apalagi beberapa tahun ke depan jumlahnya diprediksi akan terus meningkat. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah populasi yang dikategorikan sebagai generasi muslim milenial berkisar 29,97%, diambil dari total populasi penduduk berusia 15-34 tahun yang berjumlah 34,45%.Jika dikaitkan dengan perkembangan ekonomi dan keuangan syariah yang sudah berumur 30 tahun lebih, tentu saja itu tidak lepas dari dukungan kekuatan ekonomi, sosial, dan kultural kelas menengah muslim baru yang selama ini mengalami peningkatan semangat dan antusiasme keagamaan. Dalam pandangan Nurhidayat (2020), ini adalah ceruk pasar potensial bagi lembaga keuangan syariah di Indonesia yang harus dioptimalkan.Sebagai generasi penerus bangsa, sudah semestinya generasi milenial mengambil peran dalam menggerakkan ekonomi dan keuangan syariah. Generasi milenial yang hidup di era digital dan menguasai jagat maya dianggap mampu berkontribusi di tengah-tengah masyarakat. Kaum milenial bisa melakukannya sesuai kemampuan masing-masing.Gerakan memajukan ekonomi syariah membutuhkan perjuangan kolektif (berjemaah). Dalam konteks itulah muslim milenial yang saat ini banyak berkecimpung dalam komunitas keagamaan perlu memperluas perannya sebagai penggerak sektor ekonomi syariah.Generasi milenial bisa memulainya dengan menggunakan media sosial untuk menyebarkan berbagai hal yang berkaitan dengan jasa dan produk keuangan syariah, menyebarkan gagasannya melalui tulisan di media massa, bekerja di lembaga keuangan syariah atau  memberanikan diri terjun langsung sebagai pengusaha yang membidik sektor-sektor industri halal seperti fesyen, jasa, wisata halal, dan makanan.Beberapa tahun ke depan Indonesia akan mengahadapi bonus demografi di mana generasi milenial memiliki peran strategis dalam menghadapi era tersebut. Hal itu harus menjadi momentum bagi muslim milenial Indonesia untuk melakukan perubahan nyata di tengah-tengah masyarakat yang salah satunya dengan terjun langsung sebagai motor penggerak kemajuan ekonomi dan keuangan syariah. (*) *) Pendiri Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Islam (STEBI) Tanggamus

Baca Juga

Komentar

Gagasan Terkini

Terpopuler