TIMNAS INDONESIA dibawah pelatih Shin Tae-yong masih terus menciptakan kejutan. Kolaborasinya dengan Erick Thohir dalam menciptakan ’Tim Multinasional Indonesia' kini telah mengejutkan Asia dan mungkin sudah mulai mengusik dunia.
Program naturalisasi pemain yang menjadi ’mesin penggerak’ timnas Indonesia, terlepas dari kotroversi yang menyertai, terbukti telah berhasil menciptakan harapan yang kian hari semakin membesar.
Seperti gelindingan bola salju, ‘Tim Multinasional Indonesia' semakin membesar dan menggelinding terus melibas penolakan atas program Naturalisasi ini. Publik sepak bola Indonesia sepertinya tidak mau lagi berdebat soal aspek-aspek ideal dari bagunan sepak bola nasional.
Asalkan permainannya bagus, bermain berkelas dan menghibur, publik sepak bola Indonesia tidak lagi mempersoalkan soal remeh temah berkait premordialisme. Setidaknya lebih banyak yang setuju, ketimbang yang tak sepakat dan mengupat.
Setelah berhasil menciptakan sejumlah capaian yang sebelumnya belum pernah dirasakan Timnas Indonesia, ‘Tim Multinasional Indonesia' kembali membuat kejutan. Keberhasilan menahan imbang 1-1 Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, adalah ’gelindingan bola salju’ berikutnya.
Harapan besar publik sepak bola nasional terhadap ‘Tim Multinasional’ Indonesia kini bahkan semakin membuncah. Sudah banyak yang berani berkata, Timnas Indonesia sudah siap bermain di Piala Dunia.
Dunia sudah berubah, begitupun dengan tata kelola sepak bola internasional. Naturalisasi, kini menjadi sesuatu yang jamak terjadi, seiring dengan globalisasi yang terjadi.
Naturalisasi menjadi sebuah legalitas yang disepakati dalam dunia sepak bola saat ini. PSSI dibawah Erick Thohir sepertinya melihat hal ini sebagai salah satu jalan yang bisa ditempuh untuk mendekatkan mimpi sepak bola Indonesia.
Di banyak negara Eropa, naturalisasi praktiknya bahkan sudah diadopsi bayak negara. Prancis, Inggris, Spanyol, atau Jerman dalam kadar yang berbeda telah menggunakan naturalisasi sebagai bagian dari membangun timnas sepak bola mereka.
Kini Erick Thohir melakukan hal yang sama untuk sepak bola Indonesia. Dan Shin Tae-yong sejauh ini masih terus berhasil menterjemahkan ‘keinginan’ Erick Thohir tentang usaha mewujudkan ‘mimpi’ bersama bermain di Piala Dunia.
Naturalisasi di Timnas Indonesia, sejatinya sudah ada sejak 2010 lampau. Namun program ini tidak benar-benar berhasil, sebelum akhirnya Erick Thohir dengan segala kemampuan, pengalaman dan kekuatan, melakukan proyek ini dengan tidak setengah-setengah.
Bertemunya visi Erick Thohir dan kemampuan manajerial sepak bola Shin Tae-yong kini harus diakui telah berada di jalur yang mereka inginkan. Masyarakat sepak bola Indonesia akhirnya juga mendukung dan menikmati langkah-langkah mereka.
Kini sudah ada ‘Tim Multinasional Indonesia' sebagai perwujudan Timnas Indonesia, yang sedang menjalani sejarah baru, bersaing di babak ke-3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Sebagian besar masyarakat sepak bola nasional juga tampaknya tidak peduli lagi bagaimana proses tim ini terbentuk. Atau kotroversi apapun yang sempat menyertainya.
Yang ada, semua menikmatinya, bersorak dan manahan nafas saat Jay Idzes dkk menghadapi tekanan lawan. ‘Tim Multinasional Indonesia' juga mampu melahirkan perasaan nasionalisme yang massif di sepanjang pertandingan. Sebuah situasi yang sudah tidak sering muncul lagi sejak 1980-an dari lapangan sepak bola Indonesia.
Keberadaan ‘Tim Multinasional’ Indonesia, kenyataannya mampu menjadi manifestasi dari Timnas Indonesia. Dari stadion tempat mereka bermain, selalu bisa menghadirkan gairah dan semangat entitas Indonesia yang bersatu dalam kepentingan yang sama.
Jadi, tidak perlu diperdebatkan lagi sepertinya. Setidaknya untuk sementara waktu. Tidak perlu disoal apakah ini hanya fatamorgana, mimpi di siang bolong atau ambisi sesaat.
Lebih baik kita nikmati bagaimana Erick Thohir dan Shin Tae-yong bekerja sama. Bukankah sepak bola memang untuk dinikmati? Kita berikan waktu bagi Erick Thohir dan Shin Tae-yong untuk bekerja.
Dan untuk pertandingan Timnas Indonesia vs Australia, Selasa (10/9/2024), bolehlah kiranya kita kembali berharap ada kejutan lagi yang bisa diberikan oleh ‘Tim Multinasional Indonesia'
Dari stadion termegah milik kita, SUGBK Jakarta, mari kita tunggu kelanjutannya.(*)