Selasa, 18 November 2025

Di tengah berbagai sorotan terhadap menteri di Kabinet Merah Putih, sosok Purbaya Yudhi Sadewa muncul sebagai anomali yang bisa dibilang menyegarkan. Dengan gaya blak-blakan dan julukan "koboi" yang ia sematkan sendiri, Purbaya seolah menjadi oase di tengah keraguan publik.

Ia tidak hanya membawa rekam jejak yang jelas, tetapi juga gaya komunikasi yang lugas, berani dan tanpa basa-basi meski agak sedikit slengekan.

Sebelum menjadi nakhoda Kementerian Keuangan, Purbaya adalah sosok yang memiliki pengalaman luas, baik di sektor publik maupun swasta. Lulusan Teknik Elektro ITB yang kemudian mendalami ekonomi di Purdue University ini, pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Di sana, ia disebut mampu menjaga stabilitas sistem keuangan di masa-masa sulit. Kariernya yang beragam, dari Kantor Staf Presiden hingga sektor swasta, memberinya pemahaman yang komprehensif tentang dinamika ekonomi dan birokrasi.

Sebagai Menteri Keuangan, Purbaya tidak membuang waktu. Kebijakan awalnya langsung menarik perhatian: menginjeksi dana sebesar Rp 200 triliun ke lima bank BUMN (HIMBARA).

Langkah ini bukan sekadar kebijakan moneter, tetapi juga sindiran telak bagi mereka yang bekecimpung di sana.

Ia secara terbuka mengkritik para direktur bank yang dinilainya "malas" dan enggan berpikir, karena lebih suka menyimpan dana di bank sentral ketimbang menyalurkannya ke sektor riil.

Sikapnya yang terang-terangan ini, termasuk saat menyinggung soal pemberantasan rokok ilegal sebelum menentukan arah kebijakan cukai rokok, menunjukkan adanya niat untuk membenahi sistem yang ia anggap bermasalah.

Tak ada lagi permainan... 

  • 1
  • 2

Komentar

Terpopuler