Rabu, 19 November 2025

Sekarang Emak akan menyelesaikan karangan Emak yang terakhir. Aneh sekali dalam roman Emak kali ini Abu telah mulai menemukan kunci teka-teki kita. Ia semakin menginsyafi bagaimana selama ini ia kita perdayakan.

Namun bagaimana pun, Emak tetap berharap ia akan tetap patuh kepada kita. Sudah menjadi kodratnya bagaimana pun ia memerlukan hiburan dan hanya kitalah yang mampu memenuhi kebutuhan itu. Tetapi juga ini tidak berarti bahwa kita bisa bekerja secara improvisasi seperti yang sudah-sudah.”

Demikian penggalan dialog Emak dalam pementasan teater yang dibawakan salah satu peserta Festival Teater Pelajar (FTP) 2024 di Kabupaten Kudus beberapa waktu lalu.

Dialog itu merupakan bagian dari naskah Kapai Kapai karya Arifin C Noer. Meskipun ditulis pada 1970, karya ini agaknya masih relevan hingga kini.

Di mana, rakyat yang dalam naskah ini direpresentasikan dalam sosok Abu begitu mudahnya diperdaya dengan dongeng dongeng Emak yang merupakan representasi dari penguasa.

Sudah hampir delapan dekade Indonesia Merdeka, namun romansa-romansa pemerintah yang meninabobokan rakyat masihlah terus berlanjut.

Janji-janji manis bak rangkaian syair lagu untuk menghibur rakyat yang kian terhimpit perekonomiannya. Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin, demikan lagu berjudul Indonesia milik Haji Rhoma Irama.

Ya, tempo hari, World Bank menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia memang terdengar manis. Ada peningkatan sekitar lima persen pada 2024 bila dicatut secara cumulative to cumulative (ctc) di tengah ketidakpastian dunia.

 

Rakyat yang Menopang Pertumbuhan Ekonomi...

Komentar