Jumat, 21 November 2025

Mereka gelisah tak ada lagi tempat yang benar-benar representatif untuk menunjang kemajuan kesenian dan kebudayaan di Kabupaten Kudus.

Namun, saat itu, pertanyaan tersebut kemudian dibantah seorang penulis yang hadir di agenda itu dengan menyebut sebelumnya ada Sanggar Merah Putih yang kemudian ditinggal hingga mangkrak dan akhirnya dibongkar.

Selain persoalan gedung ada juga kesenian tradisional khas yang sudah punah dan terancam punah. Kesenian tradisional khas Kudus yang sudah punah yakni Wayang Golek kentrung.

Dalam penelitian alumni ISI Yogyakarta Dian Puspita Sari disebutkan, wayang golek kentrung atau teater rakyat kentrung golek mrisip pertunjukan yang berbentuk teater rakyat yang terdapat unsur drama musik, sastra lisan dan pedalangan.

Seni kentrung yang berkembang di Indonesia merupakan pertunjukan seni tutur yang diiringi rebana dan kendang, namun di Kudus lebih hidup karena dipadukan wayang golek sebagai pelaku cerita.

Instrumennya sangat sederhana, serta penggunaan bahasa ungkap yang tidak hanya menggunakan dialog antar tokoh namun dalang juga menyuguhkan shalawat nabi, pariken-pariken dan tembang-tembang.

Pada 2010 lalu, hanya tersisa dua dalang Wayang Golek Kentrung di Kudus. Kini? Tak terdengar lagi kabarnya.

Ada juga Wayang Klitik. Satu-satunya dalang Wayang Klitik, Sutikno asal Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan.

Sepi Tanggapan...

Komentar

Gagasan Terkini

Terpopuler