Pengalaman mudik Lebaran 2025 harus menjadi pelajaran berharga. Kita tidak bisa hanya mengandalkan upaya sesaat menjelang hari raya.
Pembangunan infrastruktur yang handal dan berkelanjutan adalah investasi jangka panjang untuk kenyamanan, keselamatan, dan kemajuan seluruh masyarakat Jawa Tengah.
Mari jadikan evaluasi ini sebagai titik awal untuk mewujudkan infrastruktur yang lebih baik, demi arus mudik yang lebih lancar dan kehidupan yang lebih berkualitas di masa depan. (*)
EUFORIA perayaan Idulfitri 1446 Hijriah telah berlalu. Selain meninggalkan jejak kehangatan silaturahmi, lebaran kali ini juga mencatatkan cerita perjalanan mudik yang beragam.
Jawa Tengah (Jateng) yang menjadi salah satu tujuan utama dan jalur perlintasan pemudik terbesar di Indonesia pun tak lepas dari sorotan.
Pemberitaan media selama masa Lebaran 2025 memberikan gambaran yang jelas tentang dinamika arus mudik dan kondisi infrastruktur di setiap daerah.
Kini, saatnya kita menarik pelajaran berharga dan mengevaluasi secara kritis demi perbaikan di masa depan.
Sejumlah pemberitaan melaporkan adanya peningkatan volume kendaraan yang signifikan, terutama pada H-7 hingga H+3 Lebaran.
Beberapa titik krusial seperti jalur pantura, jalan tol fungsional, dan jalan-jalan arteri penghubung antarkota dilaporkan mengalami kepadatan yang cukup tinggi.
Meskipun berbagai upaya rekayasa lalu lintas telah diterapkan oleh pihak kepolisian dan dinas terkait, kemacetan di beberapa lokasi tak terhindarkan.
Hal ini mengindikasikan bahwa kapasitas infrastruktur jalan yang ada masih belum sepenuhnya mampu mengakomodasi lonjakan mobilitas masyarakat pada periode puncak mudik.
Apresiasi untuk Pemerintah...
Di sisi lain, kita juga patut mengapresiasi berbagai perbaikan dan pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan.
Keberadaan jalan tol yang semakin panjang dan terintegrasi tentu memberikan alternatif perjalanan yang lebih cepat bagi sebagian pemudik.
Namun, laporan mengenai antrean panjang di gerbang tol, terutama saat terjadi kepadatan, menjadi catatan penting.
Evaluasi terhadap sistem transaksi tol, kapasitas gerbang, dan manajemen lalu lintas di sekitar area tol perlu dilakukan secara menyeluruh.
Pemberitaan di sejumlah media juga menyoroti kondisi jalan non-tol di beberapa daerah. Kerusakan jalan, terutama di jalur-jalur alternatif atau jalan provinsi dan kabupaten, masih menjadi keluhan sebagian pemudik.
Kondisi ini tidak hanya memperlambat perjalanan tetapi juga berpotensi membahayakan keselamatan pengguna jalan.
Pemerintah daerah perlu lebih proaktif dalam melakukan pemeliharaan dan perbaikan jalan secara berkala, tidak hanya menjelang musim mudik.
Selain infrastruktur jalan, ketersediaan dan kualitas infrastruktur pendukung seperti rest area, fasilitas kesehatan, dan penerangan jalan umum juga menjadi perhatian.
Keterbatasan Kapasitas...
Laporan mengenai keterbatasan kapasitas rest area di beberapa titik tol dan jalur utama menunjukkan perlunya penambahan dan peningkatan fasilitas.
Akses terhadap layanan kesehatan yang memadai di sepanjang jalur mudik juga krusial untuk mengantisipasi kondisi darurat.
Lebaran 2025 sekali lagi menjadi momentum penting untuk menguji ketahanan infrastruktur Jawa Tengah.
Evaluasi yang jujur dan komprehensif terhadap berbagai aspek, mulai dari kapasitas jalan, sistem tol, kondisi jalan non-tol, hingga fasilitas pendukung, adalah langkah awal yang krusial.
Data dan laporan dari lapangan selama masa mudik harus menjadi landasan bagi perencanaan dan implementasi kebijakan infrastruktur yang lebih baik di masa depan.
Pemprov Jateng bersama dengan pemerintah kabupaten/kota dan pihak terkait lainnya, perlu mengambil langkah-langkah strategis.
Investasi yang berkelanjutan dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur jalan, peningkatan kapasitas dan efisiensi sistem tol, serta pembenahan infrastruktur pendukung adalah sebuah keharusan.
Selain itu, sinergi antarinstansi dan koordinasi yang lebih baik dalam pengelolaan arus mudik juga menjadi kunci keberhasilan.
Infrastruktur Berkelanjutan...
Pengalaman mudik Lebaran 2025 harus menjadi pelajaran berharga. Kita tidak bisa hanya mengandalkan upaya sesaat menjelang hari raya.
Pembangunan infrastruktur yang handal dan berkelanjutan adalah investasi jangka panjang untuk kenyamanan, keselamatan, dan kemajuan seluruh masyarakat Jawa Tengah.
Mari jadikan evaluasi ini sebagai titik awal untuk mewujudkan infrastruktur yang lebih baik, demi arus mudik yang lebih lancar dan kehidupan yang lebih berkualitas di masa depan. (*)