BEBERAPA pekan terakhir, saya tiba-tiba tertarik mengikuti sejumlah pertandingan bola voli secara daring. Kadang menyaksikan langsung melalui Youtube, kadang juga potongan-potongan yang melintas di lini masa media sosial saya.
Ketertarikan saya bermula karena ada sesuatu yang membuat saya heran. Kok ya ada, klub bola voli di Korea Selatan mengontrak pemain dari Indonesia. Apalagi klub tersebut bermain di liga utama bola voli di Negeri Ginseng.
Setelah mengikuti beberapa pertandingan, ternyata kualitas Megawati Hangestri Pertiwi pun pantas untuk dijadikan salah satu andalan di Daejeon CheongKwanJang Red Sparks. Kontribusi yang luar biasa di klubnya, membuat media Korea pun ikut menyematkan julukan ”Megatron” kepada pemain voli berhijab tersebut.
Ada hal menarik dari kiprah Megawati Hangestri di KOVO V-League 2023. Salah satunya adalah lagu Rungkad yang terdengar setiap Megawati berhasil mencetak poin. Sorakan para penonton pun juga mengikuti ketukan kendang koplo.
Coba Anda bayangkan, berapa kali lagu Rungkad ini diperdengarkan dalam pertandingan yang diikuti pemain kelahiran Jember, Jawa Timur ini. Bisa-bisa setelah liga musim ini selesai, pecinta bola voli di Korea sudah hafal Rungkatnya Happy Asmara.
Malahan saya berharap, Red Spark nanti bisa juara dan konser kemenangannya menghadirkan Happy Asmara. Rungkad yang seakan-akan menjadi theme song kemenangan diperkenalkan langsung kepada masyarakat Korea.
Bagi saya, ini adalah kesempatan Dangdut Koplo menyerang balik K-Pop. Jika K-Pop bisa menjadi tren di Indonesia, Kenapa Dangdut Koplo tidak bisa? Toh juga, akhir-akhir ini telah banyak lagu Ambyar yang dialihbahasakan sehingga warga negara lain bisa ikut berdendang dan bergoyang.
Memang upaya serang balik ini bukanlah sesuatu yang instan. Masih butuh proses panjang agar terlihat hasilnya. Pelaku budaya harus mau belajar dan berbenah. Tapi yang pasti, dibutuhkan ikon yang mampu membawa produk budaya Indonesia ke mancanegara.
Megawati Hangestri memang bukan artis atau penyanyi. Tapi karenanya, dangdut koplo ini memiliki kesempatan menyerang. Bisa jadi, serangan balik dangdut koplo ini adalah ketidaksengajaan. Dan ketidaksengajaan itu adalah pemain voli asal Indoensia yang berusaha mencetak poin sebanyak mungkin untuk timnya.
Tapi sudah terlanjur ”nyemplung” kenapa tidak dikelola sekalian. Bahkan terlalu sayang jika fenomena ini diabaikan.Sehat selalu mbak Megawati Hangestri. Masyarakat Indonesia butuh orang-orang seperti panjenengan. (*)
*) Noviar Jamaal, penikmat budaya lokal dan mancanegara