Rabu, 19 November 2025

Kekerasan terhadap jurnalis bukan lagi sekadar kasus individual, tapi ini menjadi ancaman kebebasan pers yang sistemik pada kerja-kerja jurnalistik.

Upaya teror dan menghambat kebebasan pers ini bahkan sangat sering menimpa pada media-media online.

Serangan DDoS (Distributed Denial of Service) menjadi ancaman digital yang nyata. Yang semakin membayangi kebebasan pers, terutama terhadap media yang kritis.

Beberapa media telah mengalami serangan DDoS ini. Beberapa bulan lalu ketika Murianews.com menggelar polling online terkait Pilkada 2024 di wilayah Muria Raya, serangan DDoS juga menghantam.

Apa tujuan serangan ini, masyarakat sudah bisa menyimpulkan. Menghalang-halangi kebebasan pers.

Upaya-upaya untuk memberangus kebebasan pers ini tidak boleh dibiarkan begitu saja.

Di dalam kasus Tempo, Dewan Pers dan Komite Keselamatan Jurnalis telah mengeluarkan desakan agar peristiwa ini segera diusut tuntas. Dan memang seharusnya pihak aparat tidak boleh tutup mata.

Jangan sampai kasus-kasus kekerasan terhadap jurnalis dan teror terhadap media hilang begitu saja.

Jika sampai itu terjadi pelaku teror akan merasa aman, sehingga kasus serupa akan terus berulang di kemudian hari dan membahayakan kebebasan pers, dan kebebasan masyarakat dalam mendapatkan informasi. (*)

Komentar

Terpopuler