Jumat, 21 November 2025

Erupsi gunung berapi bukan pula sebuah kejutan. Indonesia berada di jalur cincin api, di mana aktivitas vulkanik adalah sebuah keniscayaan. Yang kerap mengejutkan justru adalah betapa kita selalu terlambat bersiap.

Kita sering menyebut bencana sebagai ”musibah”, seolah ia hadir tanpa tanda dan tak bisa dicegah. Padahal, alam sebenarnya selalu memberi peringatan.

Sampai di sini, kita harus menyadari bahwa masalahnya bukan pada alam, tetapi pada sejauh mana kita sebagai manusia mampu memahami dan mengantisipasi sinyal-sinyal dari alam itu sendiri.

Sebagai masyarakat yang bernegara, pemerintah tentu memegang peran penting untuk memetakan wilayah rawan, penyediaan jalur evakuasi, pembangunan sistem peringatan dini kepada masyarakat.

Kemudian yang tidak boleh dilupakan adalah memberikan pendidikan kebencanaan kepada masyarakat. Bahkan seyogyanya ini harus menjadi prioritas yang tidak bisa ditunda. Tidak hanya berhenti di pemerintah, masyarakat pun memiliki tanggung jawab yang sama besar.

Kita perlu membangun budaya siaga bencana, bukan sekadar pengetahuan sesaat, tetapi kesadaran kolektif yang melekat dalam perilaku sehari-hari.

Bahkan kalau boleh menyarankan, di sekolah, pendidikan kebencanaan harus menjadi kurikulum wajib. Di desa-desa, simulasi evakuasi harus digelar rutin. Di kota, tata ruang harus diatur berdasarkan pola keseimbangan alam, bukan semata kepentingan ekonomi.

Komentar

Gagasan Terkini

Terpopuler