Serangan Siber di Depan Mata, Perang Digital Makin Nyata
Zulkifli Fahmi
Minggu, 7 Juli 2024 01:08:00
SERANGAN SIBER pada Pusat Data Nasional pada akhir Juni 2024 lalu membuktikan ancaman perang digital telah di depan mata. Perang yang dulu hanya mengandalkan kekuatan militer berbasis manusia, kini bergeser ke digital.
Kekhawatiran ini, mirip halnya dengan beberapa film fantasi. Salah satunya, Terminator.
Dalam film yang dibintangi aktor ikonik Arnold Schwarzenegger tersebut, menggambarkan sebuah robot yang datang dari masa depan mencoba menggagalkan upaya John Connor mencegah kiamat manusia.
Film itu menceritakan ibu John Connor, Sarah Connor mendapatkan penggambaran akan datang kiamat manusia karena dunia dikuasai mesin.
Sarah Connor menjadi sasaran Terminator agar mesin dapat menguasai dunia. Sebab, anaknya John Connor yang akan memimpin revolusi untuk mengalahkan mesin.
Di film itu juga dikisahkan, robot yang dikirim dari masa depan memiliki kecerdasan yang terus meningkat. Mulai dari robot yang dapat meniru seseorang, hingga robot yang memiliki daya pikir layaknya manusia.
Robot di era kini, bukan sekadar mesin yang dioperasikan atau dikendalikan oleh manusia. Namun juga tekhnologi yang tersemat di dalamnya. Teknologi itu adalah Artificial Intelligence alias AI.
Saat ini, AI telah berkembang pesat. Tak hanya memudahkan dalam mengerjakan suatu hal, AI juga diterapkan pada mesin-mesin yang juga mengambil alih pekerjaan manusia.
Perkembangan industri dan meningkatnya kebutuhan akan sebuah produk, membuat banyak pekerjaan manusia dialihkan pada mesin yang telah disematkan AI.
Tak hanya itu, bahkan sudah marak aplikasi atau pun platform AI yang juga membantu pekerjaan manusia. Seperti membuat artikel, menggambar sebuah desain, bahkan, menciptakan sebuah lagu.
Mirisnya, pekerjaan AI bisa dikatakan sangat presisi, karena dapat memenuhi sesuai keinginan maupun kriteria yang diharapkan para pembuatnya.
Namun, di tangan orang yang salah, AI berpotensi digunakan untuk alat kejahatan. Tak sekadar untuk pencurian data, penipuan, tapi juga sebagai senjata mematikan. Bahkan telah ada drone yang dipersenjatai memiliki teknologi AI, seperti dalam film Spiderman Far From Home.
Seperti halnya dalam film X-Men: Days of Future Past. Di mana, dalam film itu, Logan dan kawan-kawan harus menggagalkan penciptaan robot yang dibekali dengan gen mutan.
CEO Nvidia, Jensen Huang dalam sebuah talkshow di Columbia Business School yang disiarkan di kanal YouTube sekolah tersebut secara tersirat menyebutkan, kecanggihan AI tergantung siapa yang menggunakannya.
’’Bukan AI yang akan mengambil alih pekerjaa, tetapi orang yang menggunakan AI akan mengambil alih pekerjaan,’’ kata Jensen Huang.
Ia pun berpesan agar kita segera mempelajari dan menggunakan AI agar kita bisa survive di dalam industri yang cepat perubahannya.
Ancaman teknologi AI kerap kali disinggung Presiden Joko Widodo. Di mana, saat ia menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di India, banyak negara-negara yang khawatir.
’’Artinya memang ya kita harus mengantisipasi dan bersiap diri. Mesin cuma punya chip, tapi manusia punya hati, punya rasa,’’ katanya, saat berpidato di acara Dies Natalis Institut Pertanian Bogor (IPB), Jumat (15/9/2023). (*)