Tahun politik menuju Pemilu 2024 mulai jadi santapan khalayak. Dari ibu kota hingga desa, membicarakan terkait pentas demokrasi ini. Tahapan menuju pemungutan suara pun sudah bergerak.
Paparan mengenai siapa-siapa saja yang diprediksi maju menjadi Capres pun sudah dihafalkan oleh masyarakat. Sejauh ini, sejumlah partai telah mengumumkan tokoh yang diusung menjadi Capres.
Ganjar Pranowo lebih dulu dideklarasikan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang kemudian membuat Gubernur Jawa Tengah itu dipanggil ke markas banteng.
Gimik-gimik dukungan Presiden Jokowi pada Ganjar pun diutarakan terang-terangan dengan menyebut sosok berambut putih yang layak dipilih karena dianggap sosok yang memikirkan rakyat.
Hingga pada akhirnya, PDIP, partai bergambar banteng yang menaungi, menugaskan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden RI. Deklarasi oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ini pun memecahkan spekulasi bahwa PDIP akan mencalonkan, Puan Maharani.
Sebelum PDIP mendeklarasikan Ganjar, Partai Nasdem bersama Koalisi Perubahan untuk Persatuan telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres. Partai Nasdem bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Usai muncul dua sosok itu, Ganjar dan Anies, Partai Gerindra mengumumkan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto sebagai capres yang diusung partai berlogo kepala garuda itu.
Baca: Nasib KIB usai PAN dan PPP Silaturahmi ke PDIPTiga tokoh itu memiliki elektabilitas yang saling berkejaran. Mereka juga berusaha merebut hati publik lewat gebrakan-gebrakan dan strateginya masing-masing.
Selanjutnya ada, Koalisi Indonesia Bersatu yang digawangi Partai Golkar, PPP, dan PAN. Namun belakangan, koalisi ini hanya menyisakan Partai Golkar dan PAN.
PAN sendiri diprediksi akan ’’berdansa’’ untuk mencari ’’posisi aman’’. Kontestasi PAN di Pemilu selalu menarik perhatian publik. Terutama usai tak lagi memunculkan tokoh untuk dijadikan Capres.
Pada Pemilu 2004, PAN mencapreskan Ketua Umumnya, Amien Rais berduet dengan Siswono Yudo Husodo. Hasilnya, duet Amien-SYH hanya mendapat suara hampir 15 persen.
Pemilu pun digelar dua putaran dengan hanya SBY-JK dan Megawati-Hasyim Muzadi sebagai kontestan. PAN pun memilih mendukung SBY-JK. Pasang itu pun memenangi Pemilu 2004.
Di Pilpres 2009, PAN memberikan dukungan pada pasangan SBY-Budiono. Namun, kader-kadernya banyak yang condong pada JK-Wiranto. Pasangan lain di Pilpres itu yakni Megawati-Prabowo.
Episode Pilpres 2014 lebih menarik. PAN mengusung Hatta Rajasa untuk menjadi Capres. Setelah itu, Partai Gerindra menggaet PAN dan menempatkan Hatta Rajasa sebagai Cawapres, mendampingi Prabowo Subianto. Pasangan Prabowo-Hatta pun kalah dari pasangan Jokowi-JK.
Baca: Ke PDIP, PAN Sodorkan Erick Thohir Jadi Cawapres Ganjar
Namun dalam perjalanannya, PAN akhirnya bergabung koalisi untuk membantu pemerintahan Jokowi-JK. Itu diutarakan sendiri oleh Zulkifli Hasan yang saat ini masih menjabat Ketua Umum PAN.Di Pilpres 2019, PAN juga kembali mendukung Prabowo dan saat pemerintahan berjalan, PAN pun mendukung pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.’’Dansa politik’’ ini sepertinya sudah dibaca Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Ia pun menyinggung itu dan mengibaratkan politik itu seperti berdansa saat menerima kunjungan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di DPP PDIP.Menjelang Pilpres 2024, PAN mulanya, bersama Partai Golkar dan PPP membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Namun, semakin ke sini, KIB makin suram masa depannya.PPP sudah lebih dulu cabut karena hatinya memilih Ganjar yang dicapreskan PDIP. Sedangkan Partai Golkar tetap bersikukuh akan mencapreskan Airlangga Hartanto seperti yang diputuskan dalam Munas dan Rapimnas mereka.Nah, PAN dan Partai Golkar sendiri disebut sempat menjajaki alternatif Capres-Cawapres dengan mengusung masing-masing ketua umum mereka.
Baca: Belum Putuskan Capres, PAN Tunggu Pendapat KaderPembahasan duet Capres-Cawapres, Airlangga Hartanto – Zulkifli Hasan pun sempat mencuat akhir Mei 2023 kemarin. Bahkan duet mereka disebut sebagai poros keempat Pilpres 2024 nanti.Namun, 2 Juni 2023 kemarin menjadi titik kemesraan Airlangga-Zulkifli Hasan dipertanyakan. Saat itu, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan bersilaturahmi ke Kantor DPP PDIP.Zulkifli Hasan yang didampingi Sekjen PAN, Eddy Soeparno disambut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua DPP PDIP Puan Maharani, dan Capres PDIP Ganjar Pranowo.Pertemuan itu, salah satunya membahas kontestasi politik pada Pemilu 2024. Sekjen PDIP Hasto Kritiyanto mengungkapkan PAN menyodorkan Erick Thohir sebagai Cawapres untuk Ganjar.Sikap PAN itu sudah menunjukkan sinyal mendukung Ganjar Pranowo untuk menjadi Capres pada Pilpres 2024. Sinyal itu sendiri sudah tampak saat Ganjar diundang dan diminta memberikan sambutan dalam Rakornas PAN di Kota Semarang beberapa bulan lalu.Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai, secara definitif, PAN telah menyebut Ganjar sebagai Capres yang layak didukung. Meski begitu, PAN secara blak-blakan masih ragu dukung Ganjar. PAN sendiri masih ingin mendengar kader-kadernya.Dansa politik PAN sendiri dimungkinkan masih berlanjut. Senin (5/6/2023) pukul 15.00 WIB, PAN menggelar pertemuan dengan Partai Gerindra.Sekjen PAN, Eddy Soeparno mengatakan, pertemuan itu salah satunya membahas Pemilu 2024. Tanpa ragu, Waketum Gerindra Habiburokhman mengatakan PAN dan Gerindra sudah punya ’chemistry’.PAN pun masih belum memutuskan siapa yang akan didukung. Baik Ganjar maupun Prabowo Subianto memiliki elektabilitas yang baik. Jangan lupa Anies Baswedan yang diusung Koalisi Perubahan memiliki elektabilitas yang tinggi juga. Elektabilitas ketiganya tentu sangat bisa mengangkat derajat PAN di Pemilu 2024 ini.Persimpangan jalan ini pun harus dihadapi PAN. Ke mana Zulkifli Hasan menakhodai kapal besar PAN di Pemilu 2024 nanti cukup menarik untuk disimak.
[caption id="attachment_307204" align="alignleft" width="150"]
Zulkifli Fahmi
[email protected][/caption]
Tahun politik menuju Pemilu 2024 mulai jadi santapan khalayak. Dari ibu kota hingga desa, membicarakan terkait pentas demokrasi ini. Tahapan menuju pemungutan suara pun sudah bergerak.
Paparan mengenai siapa-siapa saja yang diprediksi maju menjadi Capres pun sudah dihafalkan oleh masyarakat. Sejauh ini, sejumlah partai telah mengumumkan tokoh yang diusung menjadi Capres.
Ganjar Pranowo lebih dulu dideklarasikan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang kemudian membuat Gubernur Jawa Tengah itu dipanggil ke markas banteng.
Gimik-gimik dukungan Presiden Jokowi pada Ganjar pun diutarakan terang-terangan dengan menyebut sosok berambut putih yang layak dipilih karena dianggap sosok yang memikirkan rakyat.
Hingga pada akhirnya, PDIP, partai bergambar banteng yang menaungi, menugaskan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden RI. Deklarasi oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ini pun memecahkan spekulasi bahwa PDIP akan mencalonkan, Puan Maharani.
Sebelum PDIP mendeklarasikan Ganjar, Partai Nasdem bersama Koalisi Perubahan untuk Persatuan telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres. Partai Nasdem bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Usai muncul dua sosok itu, Ganjar dan Anies, Partai Gerindra mengumumkan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto sebagai capres yang diusung partai berlogo kepala garuda itu.
Baca: Nasib KIB usai PAN dan PPP Silaturahmi ke PDIP
Tiga tokoh itu memiliki elektabilitas yang saling berkejaran. Mereka juga berusaha merebut hati publik lewat gebrakan-gebrakan dan strateginya masing-masing.
Selanjutnya ada, Koalisi Indonesia Bersatu yang digawangi Partai Golkar, PPP, dan PAN. Namun belakangan, koalisi ini hanya menyisakan Partai Golkar dan PAN.
PAN sendiri diprediksi akan ’’berdansa’’ untuk mencari ’’posisi aman’’. Kontestasi PAN di Pemilu selalu menarik perhatian publik. Terutama usai tak lagi memunculkan tokoh untuk dijadikan Capres.
Pada Pemilu 2004, PAN mencapreskan Ketua Umumnya, Amien Rais berduet dengan Siswono Yudo Husodo. Hasilnya, duet Amien-SYH hanya mendapat suara hampir 15 persen.
Pemilu pun digelar dua putaran dengan hanya SBY-JK dan Megawati-Hasyim Muzadi sebagai kontestan. PAN pun memilih mendukung SBY-JK. Pasang itu pun memenangi Pemilu 2004.
Di Pilpres 2009, PAN memberikan dukungan pada pasangan SBY-Budiono. Namun, kader-kadernya banyak yang condong pada JK-Wiranto. Pasangan lain di Pilpres itu yakni Megawati-Prabowo.
Episode Pilpres 2014 lebih menarik. PAN mengusung Hatta Rajasa untuk menjadi Capres. Setelah itu, Partai Gerindra menggaet PAN dan menempatkan Hatta Rajasa sebagai Cawapres, mendampingi Prabowo Subianto. Pasangan Prabowo-Hatta pun kalah dari pasangan Jokowi-JK.
Baca: Ke PDIP, PAN Sodorkan Erick Thohir Jadi Cawapres Ganjar
Namun dalam perjalanannya, PAN akhirnya bergabung koalisi untuk membantu pemerintahan Jokowi-JK. Itu diutarakan sendiri oleh Zulkifli Hasan yang saat ini masih menjabat Ketua Umum PAN.
Di Pilpres 2019, PAN juga kembali mendukung Prabowo dan saat pemerintahan berjalan, PAN pun mendukung pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.
’’Dansa politik’’ ini sepertinya sudah dibaca Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Ia pun menyinggung itu dan mengibaratkan politik itu seperti berdansa saat menerima kunjungan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di DPP PDIP.
Menjelang Pilpres 2024, PAN mulanya, bersama Partai Golkar dan PPP membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Namun, semakin ke sini, KIB makin suram masa depannya.
PPP sudah lebih dulu cabut karena hatinya memilih Ganjar yang dicapreskan PDIP. Sedangkan Partai Golkar tetap bersikukuh akan mencapreskan Airlangga Hartanto seperti yang diputuskan dalam Munas dan Rapimnas mereka.
Nah, PAN dan Partai Golkar sendiri disebut sempat menjajaki alternatif Capres-Cawapres dengan mengusung masing-masing ketua umum mereka.
Baca: Belum Putuskan Capres, PAN Tunggu Pendapat Kader
Pembahasan duet Capres-Cawapres, Airlangga Hartanto – Zulkifli Hasan pun sempat mencuat akhir Mei 2023 kemarin. Bahkan duet mereka disebut sebagai poros keempat Pilpres 2024 nanti.
Namun, 2 Juni 2023 kemarin menjadi titik kemesraan Airlangga-Zulkifli Hasan dipertanyakan. Saat itu, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan bersilaturahmi ke Kantor DPP PDIP.
Zulkifli Hasan yang didampingi Sekjen PAN, Eddy Soeparno disambut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua DPP PDIP Puan Maharani, dan Capres PDIP Ganjar Pranowo.
Pertemuan itu, salah satunya membahas kontestasi politik pada Pemilu 2024. Sekjen PDIP Hasto Kritiyanto mengungkapkan PAN menyodorkan Erick Thohir sebagai Cawapres untuk Ganjar.
Sikap PAN itu sudah menunjukkan sinyal mendukung Ganjar Pranowo untuk menjadi Capres pada Pilpres 2024. Sinyal itu sendiri sudah tampak saat Ganjar diundang dan diminta memberikan sambutan dalam Rakornas PAN di Kota Semarang beberapa bulan lalu.
Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai, secara definitif, PAN telah menyebut Ganjar sebagai Capres yang layak didukung. Meski begitu, PAN secara blak-blakan masih ragu dukung Ganjar. PAN sendiri masih ingin mendengar kader-kadernya.
Dansa politik PAN sendiri dimungkinkan masih berlanjut. Senin (5/6/2023) pukul 15.00 WIB, PAN menggelar pertemuan dengan Partai Gerindra.
Sekjen PAN, Eddy Soeparno mengatakan, pertemuan itu salah satunya membahas Pemilu 2024. Tanpa ragu, Waketum Gerindra Habiburokhman mengatakan PAN dan Gerindra sudah punya ’chemistry’.
PAN pun masih belum memutuskan siapa yang akan didukung. Baik Ganjar maupun Prabowo Subianto memiliki elektabilitas yang baik. Jangan lupa Anies Baswedan yang diusung Koalisi Perubahan memiliki elektabilitas yang tinggi juga. Elektabilitas ketiganya tentu sangat bisa mengangkat derajat PAN di Pemilu 2024 ini.
Persimpangan jalan ini pun harus dihadapi PAN. Ke mana Zulkifli Hasan menakhodai kapal besar PAN di Pemilu 2024 nanti cukup menarik untuk disimak.