Minggu, 26 Januari 2025


SUHU politik jelang pilihan kepala daerah (Pilkada) di Kabupaten Jepara mulai memanas sejak diturunkannya rekomendasi PDI Perjuangan ke Ahmad Marzuqi, Selasa (20/9/2016) lalu. Partai berlambang banteng bermoncong putih itu memilih Marzuqi setelah ia mengikuti penjaringan di DPD PDIP Jawa Tengah.

PDIP sendiri merupakan partai pemenang pemilu di Jepara. Mereka berhasil meraih 113.769 suara atau 17, 8 persen dari total suara di Kota Ukir. Tak hanya itu, mereka juga berhasil merebut 10 kursi di parlemen. Jumlah yang kini menjadi tolok ukur untuk mencalonkan seorang calon bupati dalam pilkada.

Sementara, Marzuqi juga sosok yang termahsyur di Jepara. Selain menduduki jabatan strategis sebagai Bupati Jepara (petahana), ia juga menyandang gelar sebagai Ketua DPC PPP Jepara.

Di tangannya, PPP juga berhasil tampil gemilang saat pemilu. Partai berlambang Kabah tersebut berhasil menduduki peringkat dua setelah PDIP. Mereka pun berhasil menduduki sembilan kursi parlemen setelah mendapat 120.990 suara. Artinya, Marzuqi bakal menjadi calon terkuat jika keduanya bersatu mengusungnya di Pilkada 2017 nanti.

Akan tetapi roda politik PPP berbicara lain. Partai yang dibesarkan Marzuki sejak puluhan tahun itu ternyata memberikan rekomendasi ke lawan politiknya, Subroto, yang juga adik Jaksa Agung, HM Prastyo. Ia dibuang dan partai lebih memilih calon lain dari pada kader PPP.

Kondisi ini harusnya membuat Marzuqi berang. Namun, Marzuqi berusaha dewasa dan tetap tenang dengan kondisi tersebut. Ia seolah-olah menerima keputusan pahit tersebut, dan mencoba realistis.

Buktinya, saat pendaftaran Jumat (23/9/2016) kemarin, Marzuqi datang ke KPU dengan raut wajah bahagia. Ini lantaran, ia datang tidak hanya didampingi para elit PDIP Jepara. Ia juga ditemani ibu-ibu dengan dominasi pakaian berwarna hijau. Warna mencolok yang sangat kental dengan PPP.

Ibu-ibu tersebut adalah simpatisan Marzuqi yang saat ini masih sangat loyal dengannya. Maklum, nama besar Marzuqi di PPP tak hanya sekedar nama partai. Ia juga dikenal aktif bergaul dengan kader partai. Terlebih ia juga dikenal sebagai kiyai di Jepara. Sosok guru yang mendapat ta’dim dari para santri.

Meski begitu, perjuangan Marzuqi untuk kembali memimpin Jepara bukan tanpa hambatan. Subroto yang lima tahun lalu bersanding dengannya, kini menjadi musuh tunggal yang menakutkan. Ia punya kekuatan partai yang cukup membuat pesaingnya miris. Bayangkan saja, sembilan dari 10 partai pemilu di Jepara mendukungnya.
Elit poltik kesembilan parpol tersebut juga mendampingi Subroto saat mendaftar ke KPU. PPP yang menjadi pengusung pun berada di garda depan dengan tulisan ayat kursi raksasa yang diklaim merupakan pemberian kiyai kharismatik Mbah Maemoen Zubair Rembang.Selain PPP, delapan partai lainya juga membawa bendera masing-masing dalam rombongan. Semuanya seakan guyub untuk mendukung Subroto. Tanpa pamrih dan tak ada pembagian kue saat jadi nanti.Secara garis politik, kondisi itu tentu banyak untungnya. Terlebih akan banyak yang akan bergerak mencarikan suara bagi Subroto. Ini lantaran setiap partai memiliki massa yang kuat disetiap kecamatan. Mereka pun hanya mengkode ‘bergerak’ maka semuanya akan bergerak.Selain itu, untuk finansialnya juga bakal lebih mudah. Meski, Subroto ataupun Marzuqi sama-sama kuat dalam hal finansial, tapi Subroto yang juga seorang penusaha akan lebih mudah mencarindoro untuk menopang keuangannya. Bahkan, partai politik pengusung pun sudah pasti sangat siap untuk mendukung Subroto luar dalam.Sehebat apapu tim pemenangan, ujung tombak pencari massa di lapangan yang harus di-gendeli kuat-kuat. Terutama ditingkat desa. Jika ingin menang, Marzuqi yang kalah dibeberapa hal harus segera memutar otak, mengingat 14 Februari sudah semakin dekat.Di sisi lain, Marzuqi juga harus siap dengan status tersangka yang disandangnya saat ini. Status tersebut bisa jadi akan digulirkan dan kembali diurus. Apalagi kasus itu berkaitan erat dengan uang rakyat yang diberikan dalam bentuk Bantuan Politik (Banpol).Jika salah langkah bisa jadi Marzuqi akan dijebloskan ke jeruji besi. Jika hal itu benar dilakukan tamatlah sudah. Ia tak bisa melanjutkan sebagai calon kepala daerah.Hal itulah yang kemungkinan besar menjadi bahan pertimbangan parpol lain termasuk PPP untuk mendukung Marzuqi. Mereka seolah tak mau, calon yang didukung itu seorang tersangka korupsi dan setiap saat bisa dijebloskan ke penjara.Namun, apapun itu semua keputusan partai. Dan hanya partai yang tahu alasan pasti mereka tak mendukung Marzuqi. Karenanya, banyak yang menanti langkah apa yang akan dilakukan Marzuqi  untuk memenangkan pilkada. (*)

Baca Juga

Komentar

Gagasan Terkini

Terpopuler