Rabu, 21 Mei 2025

IDULADHA atau hari raya kurban memang menjadi salah satu momen yang dinantikan oleh umat muslim di dunia. Pasalnya, banyak makna tarsirat dari ibadah yang satu ini.

Sebagai umat muslim, kurban diartikan dengan pelaksanaan penyembelihan hewan kurban. Namun, penyembelihan hewan kurban ini dikhususkan bagi orang yang mampu. Tanpa paksaan dan tanpa beban.

Dari sini, perayaan Iduladha sebenarnya terletak pada pengorbanan, keikhlasan, serta ketaatan, yang merupakan nilai-nilai penting dalam Islam.

Sejarah perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putranya, Nabi Ismail, menjadi inti dari makna perayaan ini.

Kisah ini bukan hanya tentang tindakan pengorbanan, tetapi lebih tentang kesetiaan dan ketaatan Nabi Ibrahim kepada perintah Allah tanpa keraguan.

Ketika Allah kemudian menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba, hal itu menunjukkan bahwa Allah tidak menginginkan pengorbanan manusia, tetapi menguji sejauh mana umatnya bersedia patuh dan taat kepada tuhan.

Dari kisah tersebut, makna penting yang disiarkan adalah yakni keihlasan dan pengorbanan untuk berbagi.

Keikhlasan di sini adalah saat Nabi Ibrahim menunjukkan bahwa sebagai hamba Allah harus siap untuk menyerahkan segala sesuatu yang paling berharga dalam hidup kita jika itu adalah kehendak-Nya.

Hal ini mengajarkan umat Islam untuk selalu menempatkan Allah sebagai prioritas utama dalam hidup mereka.

Kedua, Iduladha adalah tentang pengorbanan dan berbagi. Penyembelihan hewan kurban bukan sekadar ritual fisik, tetapi simbol dari kesediaan kita untuk mengorbankan sebagian dari harta kita demi kesejahteraan orang lain.

Sebagai orang yang berkurban, kita diminta memprioritaskan fakir miskin. Indahnya, fakir miskin ini diperbolehkan menjual daging kurban jika memang sangat-sangat dibutuhkan.

Sangat dibutuhkan di sini dengan klausul penerima membutuhkan hal lain yang lebih penting dibandingkan daging kurban. Selain itu daging kurban yang diterima berlebih dan tak mungkin untuk dikonsumsi semuanya.

Selain itu, daging kurban bisa diberikan kepada tetangga ataupun sanak saudara yang mebutuhkan. Dari sinilah arti berbagi itu benar-benar terasa.

Sementara dalam konteks sekarang ini, nilai-nilai Iduladha inilah yang menjadi tantangan. Di tengah dunia yang semakin materialistis, perayaan ini mengingatkan kita untuk tidak terjebak dalam keserakahan dan apatis dari lingkungan.

Apalagi, jika berkaca dengan kehidupan di kota besar, hidup egoisme sangat kental. Di beberapa kasus bahkan ada warga yang tidak tahu dengan tetangganya sendiri.

Dengan adanya Iduladha ini, menjadi ajang untuk mempererat silaturahmi dan mengenal satu sama lain.

Hal ini juga menjadi tantangan bagi para orang yang berkurban. Selain harus memiliki niat yang tebal untuk menyembelih hewan kurban, pembagian yang dilakukan juga harus menyingkirkan ego di dalam diri.

Sebagai salah satu upaya itu, banyak sahibul kurban menyerahkan hewan kurban ke panitia masjid terdekat. Tujuannya, hewan kurban tersebut bisa dinikmati warga tanpa menimbang kenal atau tidak.

Semangat inilah yang saat ini harus dimiliki banyak orang, khususnya umat islam. Jadi mulai sekarang galakkan semangat berbagi kepada sesama. Bukan saatnya lagi kita hidup sendiri-sendiri. (*)

Komentar

Gagasan Terkini

Terpopuler