GEMPA yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar) dengan Magnitudo 5,6 pada Senin (21/11/2022) lalu, kini masih menyisakan duka mendalam. Ratusan orang telah meninggal dunia dalam musibah ini.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga Minggu (27/11/2022) jumlah korban meninggal yang berhasil ditemukan ada sebanyak 321 orang. Sementara yang masih dalam proses pencarian sebanyak 11 orang.
Kemudian untuk penyintas gempa yang mengungsi tercatat mencapai 73.874 orang. Sebanyak 1.207 di antaranya merupakan ibu-ibu yang tengah hamil. Ada juga penyintas yang melahirkan di tenda pengungsian hingga diberikan nama oleh Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat.
Pasokan logistik untuk para pengungsi, hingga saat ini masih sangat dibutuhkan. Sebab, mereka sendiri tidak tahu, kapan akan meninggalkan tenda pengungsian itu. Lantaran, rumah mereka nyaris rata dengan tanah.
Kalau pun ada yang rumahnya masih berdiri, tetapi mereka khawatir akan terjadi gempa susulan. Mereka lebih memilih untuk mengungsi dari pada dihantui dengan guncangan gempa yang begitu kuat.
Sekali pun pemerintah terus berupaya untuk memberikan bantuan kepada korban gempa ini, tetapi tidak semuanya harus ditanggung pemerintah. Dimungkinkan hanya hal-hal yang kritikal dan fasilitas umum yang mendapatkan perhatian penuh.
Presiden Joko Widodo juga berjanji akan memberikan bantuan kepada korban yang rumahnya mengalami kerusakan. Untuk rumah dengan rusak berat akan diberikan bantuan sebesar Rp 50 juta, rusak sedang sebesar Rp 25 juta. Kemudian untuk rusak ringan mendapatkan bantuan Rp 10 juta.Dengan bantuan ini, mungkin tidak bisa menyelesaikan semua masalah yang dihadapi pascagempa Cianjur tersebut. Tetapi, setidaknya dengan bantuan itu bisa meringankan korban dan menjadi penyemangat untuk bangkit kembali.Namun, yang tidak bisa dipungkiri saat ini adalah kebutuhan logistik beserta kebutuhan sandang lainnya. Untuk mencukupi kebutuhan logistik ini, para penyintas gempa tentu tidak bisa mengandalkan 100 persen dari bantuan pemerintah.Karena itu, bantuan dari masyarakat lain juga sangat dinantikan untuk meringankan beban para pengungsi. Sekali pun sudah banyak para dermawan yang memberikan bantuan, tetapi pada hakikatnya tidak ada batasan untuk membantu.Gempa Cianjur ini merupakan duka bagi bangsa Indonesia. Semuanya harus bergotong royong untuk membantu saudara-saudara kita yang tertimpa musibah. Perlu diingat pula bahwa kebangkitan bangsa Indonesia ini tidak berangkat dari kehampaan, tetapi justru bangkir dari semangat gotong royong.Semangat inilah yang seharusnya kita tanamkan dalam membantu saudara-saudara kita di Kabupaten Cianjur. Kita tidak tahu akan berapa lama mereka mengungsi. Tetapi kita tahu bahwa saat ini mereka membutuhkan bantuan kita.Mari kita tanamkan semangat gotong royong dan tolong menolong ini untuk membantu korban gempa Cianjur. (*)
[caption id="attachment_310463" align="alignleft" width="150"]
Cholis Anwar
[email protected][/caption]
GEMPA yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar) dengan Magnitudo 5,6 pada Senin (21/11/2022) lalu, kini masih menyisakan duka mendalam. Ratusan orang telah meninggal dunia dalam musibah ini.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga Minggu (27/11/2022) jumlah korban meninggal yang berhasil ditemukan ada sebanyak 321 orang. Sementara yang masih dalam proses pencarian sebanyak 11 orang.
Kemudian untuk penyintas gempa yang mengungsi tercatat mencapai 73.874 orang. Sebanyak 1.207 di antaranya merupakan ibu-ibu yang tengah hamil. Ada juga penyintas yang melahirkan di tenda pengungsian hingga diberikan nama oleh Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat.
Pasokan logistik untuk para pengungsi, hingga saat ini masih sangat dibutuhkan. Sebab, mereka sendiri tidak tahu, kapan akan meninggalkan tenda pengungsian itu. Lantaran, rumah mereka nyaris rata dengan tanah.
Kalau pun ada yang rumahnya masih berdiri, tetapi mereka khawatir akan terjadi gempa susulan. Mereka lebih memilih untuk mengungsi dari pada dihantui dengan guncangan gempa yang begitu kuat.
Sekali pun pemerintah terus berupaya untuk memberikan bantuan kepada korban gempa ini, tetapi tidak semuanya harus ditanggung pemerintah. Dimungkinkan hanya hal-hal yang kritikal dan fasilitas umum yang mendapatkan perhatian penuh.
Presiden Joko Widodo juga berjanji akan memberikan bantuan kepada korban yang rumahnya mengalami kerusakan. Untuk rumah dengan rusak berat akan diberikan bantuan sebesar Rp 50 juta, rusak sedang sebesar Rp 25 juta. Kemudian untuk rusak ringan mendapatkan bantuan Rp 10 juta.
Dengan bantuan ini, mungkin tidak bisa menyelesaikan semua masalah yang dihadapi pascagempa Cianjur tersebut. Tetapi, setidaknya dengan bantuan itu bisa meringankan korban dan menjadi penyemangat untuk bangkit kembali.
Namun, yang tidak bisa dipungkiri saat ini adalah kebutuhan logistik beserta kebutuhan sandang lainnya. Untuk mencukupi kebutuhan logistik ini, para penyintas gempa tentu tidak bisa mengandalkan 100 persen dari bantuan pemerintah.
Karena itu, bantuan dari masyarakat lain juga sangat dinantikan untuk meringankan beban para pengungsi. Sekali pun sudah banyak para dermawan yang memberikan bantuan, tetapi pada hakikatnya tidak ada batasan untuk membantu.
Gempa Cianjur ini merupakan duka bagi bangsa Indonesia. Semuanya harus bergotong royong untuk membantu saudara-saudara kita yang tertimpa musibah. Perlu diingat pula bahwa kebangkitan bangsa Indonesia ini tidak berangkat dari kehampaan, tetapi justru bangkir dari semangat gotong royong.
Semangat inilah yang seharusnya kita tanamkan dalam membantu saudara-saudara kita di Kabupaten Cianjur. Kita tidak tahu akan berapa lama mereka mengungsi. Tetapi kita tahu bahwa saat ini mereka membutuhkan bantuan kita.
Mari kita tanamkan semangat gotong royong dan tolong menolong ini untuk membantu korban gempa Cianjur. (*)