SUDAH sejak bulan Maret 2020 sewaktu awal diumumkannya adanya kasus Covid-19 di Indonesia, maka berbagai kegiatan pun dibatasi. Termasuk kegiatan pembelajaran di sekolah harus diliburkan terlebih dulu untuk menghindari penularan virus Covid-19 yang semakin meluas.
Sekarang ini sudah memasuki bulan November 2020, berarti kira-kira sudah sekitar delapan bulan proses pembelajaran di sekolah harus ditutup dan menggantinya dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Pada awal-awal pembelajaran banyak dari siswa, guru bahkan orang tua yang masih kesulitan dalam menerapkan pembelajaran jarak jauh ini, bahkan sampai hari ini pun ada beberapa dari kita yang cukup kesulitan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh. Karena memang tidak bisa dipungkiri berbagai macam faktor menjadi kendala dalam pembelajaran yang dilakukan secara daring.
Selain sudah dibantu oleh pemerintah melalui pembelajaran luring (luar jaringan) yaitu bekerja sama dengan TVRI, di sini saya ingin mencoba memberikan sebuah solusi yang sekiranya dapat membantu permasalahan tersebut. Walaupun saya tahu bahwa tidak semudah itu untuk mencapai sebuah pembelajaran yang sesuai harapan.
Namun, kita sebagai manusia diharapkan tetap berusaha dan berdoa agar pandemi Covid-19 ini bisa segera selesai, dan sambil menunggu hal tersebut kita sebagai pendidik berupaya menerapkan pembelajaran yang menarik walaupun dilakukan secara daring. Pembelajaran yang saya maksud adalah pembelajaran yang berbasis TPACK.
Apa pembelajaran TPACK itu? Menurut Milya Sari (2019:5) TPACK ini merupakan tiga bentuk kombinasi dari pengetahuan utama, yaitu pengetahuan tentang isi pelajaran, pengetahuan pedagogik guru dan pemanfaatan teknologi. Dengan kata lain TPACK dapat diartikan proses pembelajaran yang dilakukan oleh seorang pendidik secara efektif untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dengan memanfaatkan teknologi.
Pada Pendidikan di abad 21 ini, kita sebagai pendidik juga dituntut untuk mampu menguasai kemajuan iptek dengan baik terlebih pada pembelajaran. Seperti yang sudah diketahui, dalam keterampilan yang perlu dimiliki oleh siswa pada bidang pendidikan di abad 21 kita mengenal dengan istilah 4C.
Istilah ini merujuk pada
Critical thinking (berfikir kritis);
Creativity (berfikir kreatif);
Collaboration (bekerjasama) dan
Communication (keterampilan berkomunikasi). Kemampuan ini dapat terwujud salah satunya dengan pembelajaran yang berbasis TPACK.
Kembali lagi terkait pembelajaran berbasis TPACK dengan masa pandemi saat ini dengan keterkaitan 4C. Dalam pembelajaran pada masa pandemi ini, secara sadar atau tidak sadar kita sudah menggunakan teknologi dalam pembelajaran secara daring. Nah, sekarang kita sebagai pendidik harus mampu mengolaborasikan teknologi yang ada dengan kemampuan kita dalam mengajar dan mengaitkan dengan materi pembelajaran sehingga dapat tersampai dengan baik kepada siswa.
Dalam keterampilan 4C siswa dituntut untuk mampu berpikir kritis (critical thingking) yang menjadikan siswa mampu mengeksplorasi kemampuannya dengan baik untuk memecahkan suatu masalah. Selanjutnya kemampuan untuk berpikir kreatif (Creativity) supaya siswa dapat mengembangkan kemampuannya, mampu berpikir terbuka dan luas untuk mencari solusi terbaik untuk memecahkan permasalahannya.Kemudian terkait dari bekerjasam (Collaboration) sebenarnya lebih kepada kodrat sebagai manusia sosial di mana siswa juga membutuhkan orang lain untuk mencari solusi untuk memecahkan tujuan bersama dan yang terakhir kemampuan komunikasi (Communication) ini lebih kepada penyusunan kalimat, penggunakan kosakata dan penyampaian ide secara efektif, tepat dan jelas sehingga mudah dimengerti oleh orang lain.Kemudian jika berbicara penguasaan 4C tersebut dengan penggunaan teknologi sebenarnya erat kaitannya dalam pembelajaran yang sudah kita lakukan selama masa pandemi ini. Berbagai macam bentuk teknologi yang kita gunakan mungkin juga sudah familiar dengan kehidupan kita sehari-hari misalnya gawai, laptop atau komputer dengan berbagai macam aplikasi yang dapat kita gunakanan.Misalnya dalam sosial media kita sering menggunakan Facebook, WhatsApp, atau Twitter, selain itu kita juga bisa membuat kuis melalui aplikasi Quisis, Kahoot atau Google Form. Kemudian ada aplikasi yang bisa kita gunakan untuk video conference melalui Zoom atau Google Meet dan aplikasi penunjang web misalnya Blogspot ataupun Wordpreess atau bisa dari berbagai sumber situs lainnya.Ada lagi yang juga mampu membuat pembelajaran dengan berbasis LMS ataupun model
cloud. Serta banyak sekali aplikasi maupun platform penunjang misalkan
power point, Youtube, Google Classroom, Edmodo, jejaring sosial, dan lain-lain.Dari berbagai macam aplikasi yang kita gunakan sebenarnya kita sudah melakukan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Selanjutnya kita tinggal mengembangkan berbagai macam aplikasi yang tersedia banyak sekali untuk mengkolaborasikan dengan materi dan kemampuan mengajar kita.Sehingga sebagai pendidik kita harus tetap mampu mengajar secara daring tetapi mampu juga menarik perhatian belajar dan minat siswa serta diharapkan tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal walaupun dimasa pandemi seperti sekarang.Langkah-langkah yang bisa kita lakukan dalam penguasaan teknologi sebenarnya juga dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya jelas berasal dari diri kita sendiri, mau tidak kita belajar menggunakan teknologi.Sedangkan faktor eksternalnya lebih kepada sarana misalnya laptop, komputer atau gawai milik kita setidaknya mampu mengakses berbagai aplikasi untuk dikembangkan dalam pembelajaran selain itu juga perlu jaringan internet yang memadai dan diharapkan adanya pelatihan-pelatihan atau di era sekarang kita lebih mengenal webinar yang mampu melatih kita sebagai pendidik untuk mampu menggunakan teknologi dalam pembelajaran dengan baik. Sehingga pembelajaran berbasis TPACK ini mampu memberikan dampak positif dalam kebermaknaan pembelajaran yang dialami oleh siswa dan diharapkan keterampilan abad 21 ini dapat dikuasai oleh siswa secara baik dan optimal. (*)
*) Penulis adalah guru di SD Negeri Jimbaran, Kecamatan Margorejo, Pati