SUDAH sekitar tiga pekan, para pelajar dan mahasiswa harus menjalani proses belajar dari rumah. Wabah
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) telah memaksa dunia pendidikan mengambil langkah darurat guna mencegah dan memutus rantai penularan virus yang mulanya mewabah di Wuhan China ini.
Kebijakan belajar dari rumah ditetapkan guna menghindari perkumpulan di sekolah dan kampus demi melindungi kesehatan para pelajar dan mahasiswa.
Memang tak mudah menjalankan kegiatan pembelajaran dari rumah atau secara daring. Apalagi ini dilakukan tanpa persiapan matang di tengah darurat wabah Covid-19 yang sedang merebak.
Terbukti, proses belajar di rumah yang sudah berlangsung masih mengalami berbagai persoalan. Seperti belum siapnya guru menghadirkan pembelajaran
online yang menyenangkan dan bermakna, sehingga cenderung hanya membebani anak dengan terlalu banyak soal latihan.
Belajar dari rumah dilakukan dengan cara
online atau daring. Guru memberikan instruksi atau memandu proses belajar lewat berbagai jenis media sosial atau aplikasi belajar
online. Siswa di rumah dikondisikan agar mengikuti pembelajaran melalui perangkat masing-masing.
Bagi sebagian guru, ini bukan hal yang mudah. Selain harus melek teknologi, guru juga harus memiliki kreativitas dan inovasi guna menghadirkan pembelajaran
online yang bisa benar-benar menarik, menyenangkan, dan bermakna.
Kreativitas GuruAda berbagai hal yang harus ada pada diri seorang guru untuk bisa menghadirkan pembelajaran
online dengan baik. Menurut Hardianto (2010), terdapat delapan kompetensi yang harus dimiliki guru dalam pembelajaran
online: harus menguasai dan
update perkembangan internet
, lebih menguasai ilmu pengetahuan pokok dan pendamping
, kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi
, mampu memotivasi siswa
, mampu mendesain pembelajaran
online, mampu mengelola sistem pembelajaran
online, tepat dalam memilih bahan ajar
online learning, dan mampu mengontrol proses pembelajaran.
Terkait kreativitas dan inovasi, ini penting ada dalam diri seorang guru agar dapat membuat materi pembelajaran yang selalu menarik perhatian dan bermakna untuk siswa. Selain itu, inovasi guru sangat penting untuk meminimalisir kebosanan yang sering dialami siswa di tengah pembelajaran.
Selain guru yang kreatif dan inovatif, pembelajaran
online juga menuntut anak memiliki sikap mandiri dan tanggung jawab dalam proses belajarnya. Sebab ini akan sangat menentukan sejauh mana anak memiliki keseriusan mengikuti atau mengerjakan proyek-proyek selama pembelajaran
online berlangsung.
Contoh Praktik BaikSebenarnya, banyak praktik baik tentang pelaksanaan belajar dari rumah yang dilakukan oleh para guru dari berbagai daerah di Indonesia. Seperti diberitakan
Kompas.com (19/03/2020), ada berbagai contoh menarik praktik belajar dari rumah bersama guru dan orangtua.
Sebagian contoh-contoh tersebut menggambarkan bagaimana proses belajar menjadi bermakna bagi murid ketika berkaitan langsung dengan persoalan nyata saat ini, yakni wabah Covid-19.
Misalnya, Roro Suindah Wijayanyo, seorang guru IPS di SMPN 4 Lumajang, Jawa Timur, memberikan tugas ke muridnya untuk membuat pertanyaan dan mewawancarai keluarga di rumah terkait cara pencegahan penularan Covid-19.Wawancara siswa kepada anggota keluarga diharapkan menciptakan ruang dialogis yang baik, rasa ingin tahu anak terasah, sehingga anak bisa mendapatkan berbagai informasi penting. Agar siswa aktif belajar di rumah, Roro bersama para guru SMPN 4 Lumajang memanfaatkan fasilitas Google Form yang dikompilasi dengan Google Classroom.Di Kalimantan Timur, Sasha Ariyanto, guru Kelas IV SDN 027 Tenggarong Seberang mengajar murid-muridnya di rumah secara
online dengan memanfaatkan portal Rumah Belajar Kemendikbud.Ariyanto mengajak siswa melakukan praktik rangkaian listrik di lab maya Rumah Belajar. Lewat lab tersebut, siswa bisa menerapkan konsep melalui percobaan maya. Kemudian, setelah praktik siswa juga berlatih mengerjakan soal-soal diberikan guru.Kemudian, untuk bisa menciptakan suasana interaktif dengan siswa, setiap pukul 9-10 WITA, guru membuat kelas dengan memanfaatkan aplikasi Stream Yard. Semua penugasan dan informasi pembelajaran dikirimkan guru kelas melalui WA group orangtua paguyuban kelas.Sinergi dan keterlibatan orangtua menjadi penting untuk memaksimalkan proses belajar di rumah. “Hikmah dari pembelajaran di rumah ini, saya merasakan keterlibatan dan kepedulian orangtua mendampingi belajar anaknya semakin aktif," ujar Sasha Ariyanto (Kompas.com, 19/03/2020).
Peran Orang TuaDi samping kreativitas guru dan kemandirian siswa, faktor orangtua juga penting untuk memaksimalkan proses belajar dari rumah. Peran orangtua di sini tak sekadar untuk memandu dan memantau aktivitas belajar anak selama di rumah. Namun juga bagaimana orangtua bisa menjadi “teman diskusi” yang baik bagi mereka. Dengan adanya teman diskusi, atensi dan antusiasme anak dalam belajar akan lebih tinggi.Seperti dikatakan pendiri Gerakan Nasional Menyenangkan (GSM), Muhammad Nur Rizal, orang tua penting menemani anak agar selama kegiatan belajar di rumah, anak tidak merasa menjadi objek saja.Diskusi bersama anak dalam kegiatan belajar di rumah, jelas Rizal, dapat menguatkan ikatan sosial keluarga. Menurutnya, situasi darurat Covid-19 ini bisa menjadi kesempatan orangtua untuk membangun tempat belajar menyenangkan di lingkungan keluarga (
Republika.co.id, 17/03/2020).Pendidikan harus terus berjalan meski di tengah situasi sulit saat ini. Belajar dari rumah secara daring adalah langkah tepat guna mencegah laju penularan Covid-19 sembari tetap memberikan hak-hak pendidikan bagi anak-anak kita.Berbagai persoalan yang terjadi dalam pelaksanaan belajar dari rumah adalah bahan evaluasi yang harus kita perbaiki ke depan. Contoh-contoh praktik baik belajar dari rumah yang sudah terbukti efektif harus menjadi motivasi dan insprasi bagi para guru dan orang tua untuk lebih memaksimalkan proses belajar dari rumah.Di tengah situasi darurat Covid-19 ini, kita masih berharap anak-anak kita mendapatkan pembelajaran yang bermakna, bermanfaat, dan menyenangkan. (*)
*) Penulis dari Pati, Peminat Topik Pendidikan
[caption id="attachment_186365" align="alignleft" width="150"]

Al-Mahfud[/caption]
SUDAH sekitar tiga pekan, para pelajar dan mahasiswa harus menjalani proses belajar dari rumah. Wabah
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) telah memaksa dunia pendidikan mengambil langkah darurat guna mencegah dan memutus rantai penularan virus yang mulanya mewabah di Wuhan China ini.
Kebijakan belajar dari rumah ditetapkan guna menghindari perkumpulan di sekolah dan kampus demi melindungi kesehatan para pelajar dan mahasiswa.
Memang tak mudah menjalankan kegiatan pembelajaran dari rumah atau secara daring. Apalagi ini dilakukan tanpa persiapan matang di tengah darurat wabah Covid-19 yang sedang merebak.
Terbukti, proses belajar di rumah yang sudah berlangsung masih mengalami berbagai persoalan. Seperti belum siapnya guru menghadirkan pembelajaran
online yang menyenangkan dan bermakna, sehingga cenderung hanya membebani anak dengan terlalu banyak soal latihan.
Belajar dari rumah dilakukan dengan cara
online atau daring. Guru memberikan instruksi atau memandu proses belajar lewat berbagai jenis media sosial atau aplikasi belajar
online. Siswa di rumah dikondisikan agar mengikuti pembelajaran melalui perangkat masing-masing.
Bagi sebagian guru, ini bukan hal yang mudah. Selain harus melek teknologi, guru juga harus memiliki kreativitas dan inovasi guna menghadirkan pembelajaran
online yang bisa benar-benar menarik, menyenangkan, dan bermakna.
Kreativitas Guru
Ada berbagai hal yang harus ada pada diri seorang guru untuk bisa menghadirkan pembelajaran
online dengan baik. Menurut Hardianto (2010), terdapat delapan kompetensi yang harus dimiliki guru dalam pembelajaran
online: harus menguasai dan
update perkembangan internet
, lebih menguasai ilmu pengetahuan pokok dan pendamping
, kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi
, mampu memotivasi siswa
, mampu mendesain pembelajaran
online, mampu mengelola sistem pembelajaran
online, tepat dalam memilih bahan ajar
online learning, dan mampu mengontrol proses pembelajaran.
Terkait kreativitas dan inovasi, ini penting ada dalam diri seorang guru agar dapat membuat materi pembelajaran yang selalu menarik perhatian dan bermakna untuk siswa. Selain itu, inovasi guru sangat penting untuk meminimalisir kebosanan yang sering dialami siswa di tengah pembelajaran.
Selain guru yang kreatif dan inovatif, pembelajaran
online juga menuntut anak memiliki sikap mandiri dan tanggung jawab dalam proses belajarnya. Sebab ini akan sangat menentukan sejauh mana anak memiliki keseriusan mengikuti atau mengerjakan proyek-proyek selama pembelajaran
online berlangsung.
Contoh Praktik Baik
Sebenarnya, banyak praktik baik tentang pelaksanaan belajar dari rumah yang dilakukan oleh para guru dari berbagai daerah di Indonesia. Seperti diberitakan
Kompas.com (19/03/2020), ada berbagai contoh menarik praktik belajar dari rumah bersama guru dan orangtua.
Sebagian contoh-contoh tersebut menggambarkan bagaimana proses belajar menjadi bermakna bagi murid ketika berkaitan langsung dengan persoalan nyata saat ini, yakni wabah Covid-19.
Misalnya, Roro Suindah Wijayanyo, seorang guru IPS di SMPN 4 Lumajang, Jawa Timur, memberikan tugas ke muridnya untuk membuat pertanyaan dan mewawancarai keluarga di rumah terkait cara pencegahan penularan Covid-19.
Wawancara siswa kepada anggota keluarga diharapkan menciptakan ruang dialogis yang baik, rasa ingin tahu anak terasah, sehingga anak bisa mendapatkan berbagai informasi penting. Agar siswa aktif belajar di rumah, Roro bersama para guru SMPN 4 Lumajang memanfaatkan fasilitas Google Form yang dikompilasi dengan Google Classroom.
Di Kalimantan Timur, Sasha Ariyanto, guru Kelas IV SDN 027 Tenggarong Seberang mengajar murid-muridnya di rumah secara
online dengan memanfaatkan portal Rumah Belajar Kemendikbud.
Ariyanto mengajak siswa melakukan praktik rangkaian listrik di lab maya Rumah Belajar. Lewat lab tersebut, siswa bisa menerapkan konsep melalui percobaan maya. Kemudian, setelah praktik siswa juga berlatih mengerjakan soal-soal diberikan guru.
Kemudian, untuk bisa menciptakan suasana interaktif dengan siswa, setiap pukul 9-10 WITA, guru membuat kelas dengan memanfaatkan aplikasi Stream Yard. Semua penugasan dan informasi pembelajaran dikirimkan guru kelas melalui WA group orangtua paguyuban kelas.
Sinergi dan keterlibatan orangtua menjadi penting untuk memaksimalkan proses belajar di rumah. “Hikmah dari pembelajaran di rumah ini, saya merasakan keterlibatan dan kepedulian orangtua mendampingi belajar anaknya semakin aktif," ujar Sasha Ariyanto (Kompas.com, 19/03/2020).
Peran Orang Tua
Di samping kreativitas guru dan kemandirian siswa, faktor orangtua juga penting untuk memaksimalkan proses belajar dari rumah. Peran orangtua di sini tak sekadar untuk memandu dan memantau aktivitas belajar anak selama di rumah. Namun juga bagaimana orangtua bisa menjadi “teman diskusi” yang baik bagi mereka. Dengan adanya teman diskusi, atensi dan antusiasme anak dalam belajar akan lebih tinggi.
Seperti dikatakan pendiri Gerakan Nasional Menyenangkan (GSM), Muhammad Nur Rizal, orang tua penting menemani anak agar selama kegiatan belajar di rumah, anak tidak merasa menjadi objek saja.
Diskusi bersama anak dalam kegiatan belajar di rumah, jelas Rizal, dapat menguatkan ikatan sosial keluarga. Menurutnya, situasi darurat Covid-19 ini bisa menjadi kesempatan orangtua untuk membangun tempat belajar menyenangkan di lingkungan keluarga (
Republika.co.id, 17/03/2020).
Pendidikan harus terus berjalan meski di tengah situasi sulit saat ini. Belajar dari rumah secara daring adalah langkah tepat guna mencegah laju penularan Covid-19 sembari tetap memberikan hak-hak pendidikan bagi anak-anak kita.
Berbagai persoalan yang terjadi dalam pelaksanaan belajar dari rumah adalah bahan evaluasi yang harus kita perbaiki ke depan. Contoh-contoh praktik baik belajar dari rumah yang sudah terbukti efektif harus menjadi motivasi dan insprasi bagi para guru dan orang tua untuk lebih memaksimalkan proses belajar dari rumah.
Di tengah situasi darurat Covid-19 ini, kita masih berharap anak-anak kita mendapatkan pembelajaran yang bermakna, bermanfaat, dan menyenangkan. (*)
*) Penulis dari Pati, Peminat Topik Pendidikan