Dengan demikian, pada musim depan klub berjuluk Laskar Mahesa Jenar itu akan berlaga di kompetisi Liga 2. Sudah tujuh musim lamanya PSIS berada di level Liga 1 dan kini harus degradasi. Tragis.
Pasalnya, saat awal kompetisi Liga 1 penampilan PSIS tak buruk-buruk amat. Meski begitu, PSIS memang belum mampu menyodok ke peringkat papan atas klasemen.
Namun, seiring perjalanan kompetisi, prestasinya terus merosot hingga terlempar ke papan bawah. Lebih tragis lagi, PSIS akhirnya kenyataan degradasi saat kompetisi Liga 1 musim ini belum berakhir.
Ada tiga tim yang masih berjuang dari jeratan degradasi. Yakni, PSS Sleman, PS Barito Putera dan Semen Padang FC.
Terpuruknya PSIS musim ini masih jadi perbincangan kalangan sepak bola di Jateng. Mereka tidak menduga jika PSIS bisa bernasib tragis seperti ini.
Insan sepak bola di Jawa Tengah kini dilanda duka cukup mendalam. Hal ini seiring kepastian terdegradasinya klub legendaris PSIS Semarang dari kompetisi Liga 1 musim 2024/2025.
Dengan demikian, pada musim depan klub berjuluk Laskar Mahesa Jenar itu akan berlaga di kompetisi Liga 2. Sudah tujuh musim lamanya PSIS berada di level Liga 1 dan kini harus degradasi. Tragis.
Turun kastanya PSIS ke Liga 2 memang menyesakkan. Bahkan, hal ini tidak pernah terintas dalam benak pemain, suproter hingga penggemar sepak bola di Jateng.
Pasalnya, saat awal kompetisi Liga 1 penampilan PSIS tak buruk-buruk amat. Meski begitu, PSIS memang belum mampu menyodok ke peringkat papan atas klasemen.
Namun, seiring perjalanan kompetisi, prestasinya terus merosot hingga terlempar ke papan bawah. Lebih tragis lagi, PSIS akhirnya kenyataan degradasi saat kompetisi Liga 1 musim ini belum berakhir.
Ironisnya, menjelang akhir kompetisi Liga 1, PSIS jadi satu-satunya klub yang sudah pasti turun kasta. Dua tim lainnya yang akan terdegradasi masih ditentukan pada pertandingan penutup kompetisi musim ini.
Ada tiga tim yang masih berjuang dari jeratan degradasi. Yakni, PSS Sleman, PS Barito Putera dan Semen Padang FC.
Terpuruknya PSIS musim ini masih jadi perbincangan kalangan sepak bola di Jateng. Mereka tidak menduga jika PSIS bisa bernasib tragis seperti ini.
Klub yang Sangat Disegani...
Soalnya, klub ini sudah kenyang pengalaman di blantika sepak bola nasional. Dulu, pada eranya Ribut Waidi dkk, PSIS jadi klub yang sangat disegani.
Era berikutnya ada nama Tugiyo yang juga mampu membuat nama PSIS berkibar. Jadi, PSIS ini secara histroris bukan klub kaleng-kaleng atau yang baru muncul ke permukaan.
Tak hanya suproter, kondisi yang menimpa PSIS ini juga sangat disayangkan sejumlan mantan pemain klub kebanggan warga Jawa Tengah ini.
Para mantan pemain yang saat ini tersebar di berbagai klub tanah air itu cukup sedih dengan kenyataan turun kastanya PSIS musim ini.
Lantas, kenapa PSIS bisa sampai degradasi? Bicara penyebabnya, sudah pasti ada banyak hal di baliknya.
Apakah soal pelatih dan pemain? Kemungkinan bukan soal ini.
Pasalnya, pelatih PSIS yang berasal dari Malta juga mumpuni. Demikian, juga dengan deretan pemain yang dimiliki, baik pemain lokal maupun asing tak kalah dengan klub atau tim lainnya.
Rumor yang beredar, faktor krisis keuangan, adanya sanksi FIFA, berkurangnya dukungan suporter, konflik di internal manajemen ikut andil dalam menurunnya performa PSIS.
Mengarungi Kerasnya Liga 2...
Apapun masalahnya, kenyataan degradasi sudah terjadi.
Jadi, yang perlu dilakukan ke depan adalah mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk mengarungi Liga 2 musim depan. Nantinya, PSIS akan bersaing dengan beberapa tim lainnya di Jateng di kasta kedua kompetisi nasional ini.
Semoga PSIS bisa mengarungi kerasnya Liga 2 dan segera naik kasta lagi ke Liga 1. Cukup semusim saja di Liga 2. Bisa (*)