Dari 38 laga, The Reds meraih 25 kemenangan, 9 imbang, dan hanya 4 kekalahan, mengumpulkan total 84 poin. Mereka sudah menyegel gelar juara di laga pekan ke-31 saat membekap Hotspur dengan skor 5-1 secara dramatis.
Dari Liverpool sosok paling bersinar musim ini adalah Mohamed Salah, yang mengukir 29 gol dan 18 assist di Liga Inggris. Capaian ini sekaligus mengamankan gelar Pencetak Gol Terbanyak Liga Inggris 2024/25 yang ke-4 kalinya bagi Mo Salah.
Liga Inggris 2024/25 juga menjadi momen kejatuhan dari tim kuat Manchester City. Dominasi mereka selama empat musim berturut-turut di Liga Inggris mengalami kehancuran musim ini. Pasukan Pep Guardiola hanya finis dengan selisih 13 poin dari Liverpool, berada di posisi ke-3.
Masalah utama Manchester City musim ini di Liga Inggris adalah absennya bintang mereka Rodri, ditambah jadwal padat dan performa yang tidak konsisten. Upaya menyelamatkan musim dengan belanja hampir £200 juta di bursa transfer musim dingin gagal membuahkan hasil di Liga Inggris.
Sedangkan Arsenal musim ini kembali mengakhiri Liga Inggris dengan situasi yang hampir sama pada musim sebelumnya. Tampil kuat di awal musim, namun kemudian kehilangan konsistens di akhir musim, hingga kalah di sprint terakhir perebutan gelar juara dari Liverpool.
LIGA INGGRIS 2024/25 resmi berakhir, dan kali ini memunculkan kejayaan, kejatuhan dan kejutan. Dari kembalinya kejayaan Liverpool hingga terjungkalnya Manchester United dan Tottenham Hotspur, benar-benar tak terduga sebelumnya.
Di bawah arahan pelatih baru mereka Arne Slot, Liverpool tampil luar biasa sepanjang musim dan sukses menyabet gelar juara Liga Inggris ke-20 mereka. Capaian ini telah menyamai apa yang dicapai Manchester United.
Dari 38 laga, The Reds meraih 25 kemenangan, 9 imbang, dan hanya 4 kekalahan, mengumpulkan total 84 poin. Mereka sudah menyegel gelar juara di laga pekan ke-31 saat membekap Hotspur dengan skor 5-1 secara dramatis.
Dari Liverpool sosok paling bersinar musim ini adalah Mohamed Salah, yang mengukir 29 gol dan 18 assist di Liga Inggris. Capaian ini sekaligus mengamankan gelar Pencetak Gol Terbanyak Liga Inggris 2024/25 yang ke-4 kalinya bagi Mo Salah.
Liga Inggris 2024/25 juga menjadi momen kejatuhan dari tim kuat Manchester City. Dominasi mereka selama empat musim berturut-turut di Liga Inggris mengalami kehancuran musim ini. Pasukan Pep Guardiola hanya finis dengan selisih 13 poin dari Liverpool, berada di posisi ke-3.
Masalah utama Manchester City musim ini di Liga Inggris adalah absennya bintang mereka Rodri, ditambah jadwal padat dan performa yang tidak konsisten. Upaya menyelamatkan musim dengan belanja hampir £200 juta di bursa transfer musim dingin gagal membuahkan hasil di Liga Inggris.
Sedangkan Arsenal musim ini kembali mengakhiri Liga Inggris dengan situasi yang hampir sama pada musim sebelumnya. Tampil kuat di awal musim, namun kemudian kehilangan konsistens di akhir musim, hingga kalah di sprint terakhir perebutan gelar juara dari Liverpool.
Arsenal Stagnan...
Setelah disalip Liverpool, Arsenal mengalami staganan akibat penurunan performa di momen-momen krusial. Meski demikian, dengan 20 kemenangan, 14 seri, dan 4 kekalahan, Arsenal tetap menunjukkan kualitas, meski lagi-lagi hanya nyaris menjadi Juara Liga Inggris.
Daftar cedera panjang, terutama pada Martin Odegaard, Bukayo Saka, dan Gabriel Magalhaes, serta jadwal berat melawan tim-tim besar seperti Liverpool dan City, menghambat konsistensi skuad Mikel Arteta. Kekalahan dari Nottingham Forest di pekan ke-27 jadi titik balik buruk, hingga akhirnya menjauh dari gelar Juara Liga Inggris.
Satu hal yang masih bisa disyukuri The Gunners adalah, mereka masih bisa berlaga di Liga Champions musim depan. Di klasemen akhir Liga Inggris 2024/25 mereka berada di urutan kedua, satu strip di atas Manchester City.
Liga Inggris 2024/25 yang telah berakhir, juga menjadi ‘kuburan’ bagi dua raksasa Premier League, Manchester United dan Tottenham Hotspur. Dua tim besar ini mengalami musim yang sangat buruk. Man United mengakhiri musim di peringkat ke-15. Sedangkan Tottenham malah berada di posisi minimal paling aman dari zona degradasi, di peringkat ke-17.
Manchester United memecat Erik ten Hag pada November 2024 dan menunjuk Ruben Amorim. Namun pergantian ini gagal membalikkan keadaan. Meski menghabiskan £274,5 juta untuk transfer, performa tim tetap buruk.
Ditambah utang sebesar £300,1 juta dan pemotongan staf, situasi di Old Trafford kian suram. Kekalahan 0-1 dari Tottenham di final Liga Europa semakin menambah luka.
Tottenham sendiri sedikit terobati setelah mampu menjuarai Liga Europa, setelah mengalahkan Manchester United. Cedera pemain kunci dan rekrutan baru yang gagal bersinar membuat mereka mengalami 22 kekalahan dalam satu musim, dan menjadi rekor buruk yang menggambarkan kekacauan internal klub.
Hotspur Beruntung...
Namun sekali lagi, Hotspur sedikit lebih baik dibanding Manchester United yang remuk berkeping-keping. Dengan berhasil menjadi juara Liga Europa mereka masih bisa menjadi salah satu wakil Liga Inggris di Liga Champions Eropa musim depan.
Di tengah kegagalan tim-tim besar, Liga Inggris 2024/25 juga memunculkan kejutan besar. Nottingham Forest dan Bournemouth tampil sebagai kejutan paling menyengat musim ini. Demikian juga dengan Aston Villa, raksasa Inggris yang telah lama tertidur.
Nottingham Forest, yang musim lalu nyaris terdegradasi dari Liga Inggris, musim ini berubah menjadi penantang serius di papan atas. Di bawah kepemimpinan Nuno Espirito Santo, Forest hampir lolos ke Liga Champions.
Pemain-pemain seperti Chris Wood dan Matz Sels tampil gemilang, dan gaya bermain keras Forest membuat mereka jadi lawan yang menyulitkan siapa pun. Sayangnya kejutan mereka tidak mampu menembus Liga Champions musim depan.
Sementara itu, Bournemouth yang ditangani Andoni Iraola finis di peringkat ke-9 di klasemen akhir Liga Inggris 2024/25. Ini menjadi capaian terbaik mereka di sepanjang sejarah klub. Hasil musim ini membawa The Cherries naik kelas sebagai tim yang patut diperhitungkan.
Liga Inggris 2024/25 menjadi bukti, sepak bola Inggris selalu penuh kejutan. Kejatuhan tim-tim besar dan kebangkitan tim-tim underdog menjadi narasi utama. Dengan perubahan peta kekuatan ini, , Liga Inggris musim depan dipastikan akan tambah menarik.(*)