Minggu, 22 Juni 2025

Kasus penangkapan enam tersangka grup Facebook Fantasi Sedarah oleh Bareskrim Polri, termasuk satu di antaranya yang diringkus di Kudus, sungguh mengiris hati dan memicu keprihatinan mendalam.

Bagaimana tidak, salah satu pelaku yang berinisial MS, secara sadar dan tega membuat video asusila dirinya sendiri dengan anak kandungnya menggunakan ponsel pribadi.

Fakta ini bukan sekadar kasus kriminal biasa. Ini merupakan sebuah tamparan keras yang menegaskan satu kenyataan menakutkan. Yakni ancaman terbesar bagi anak-anak kini juga datang dari lingkungan paling dekat, bahkan dari figur seorang yang dianggapnya sebagai pelindung.

Kekejaman semacam ini, yang melibatkan orang-orang terdekat sebagai antagonis, menciptakan jurang kepercayaan yang mendalam dan meruntuhkan fondasi keamanan bagi sang anak.

Jika di dalam rumah sendiri seorang anak tidak aman, di mana lagi mereka bisa mencari perlindungan? Ini adalah siklus mengerikan kekerasan yang tidak bisa lagi dianggap remeh atau diselesaikan secara parsial.

Pemerintah seharusnya sadar dengan tanggung jawab yang besar ini. Mereka tidak hanya harus menindak tegas pelaku, namun juga membongkar akar masalah dan membangun sistem perlindungan yang lebih kompleks dan terjamin.

Program rehabilitasi bagi korban harus diintensifkan, dukungan psikologis harus tersedia, dan pendampingan hukum harus memastikan keadilan ditegakkan setegak-tegaknya. Lebih dari itu, kesadaran dan kepedulian harus ditanamkan secara masif di setiap lini masyarakat.

Komentar

Terpopuler