SEMUA orang sibuk membicarakan hasil Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 kemarin. Siapa pemenangnya? Satu atau dua putaran? Sudah terjawab.
Lembaga-lembaga survei yang menggelar quick count menunjukkan hasil yang seragam. Pasangan nomor urut 02, Prabowo-Gibran unggul dengan angka yang hampir menyentuh 60 persen.
Lihat saja hasil quick count yang digelar sejumlah lembaga survei. Poltracking dan Populi Center menempatkan Prabowo-Gibran dengan persentase 59 persen lebih.
Lembaga survei lain seperti LSI, Charta Politika, hingga Litbang Kompas menunjukkan angka antara 57-58 persen untuk nomor urut 02.
Pasangan nomor urut 01 Anies-Muhaimin mendapat suara antara 25-26 persen. Memang cukup mengejutkan. Pasangan ini berada pada posisi runner up menggunguli paslon 03, Ganjar-Mahfud (16-17 persen).
Angka-angka ini memang bukan hasil resmi dari KPU. Namun setidaknya sudah menunjukkan representasi dari hasil.
Pengalaman pemilu sebelumnya, hasil penghitungan KPU tak beda jauh dari quick count.
Hasil real count yang digelar KPU pun hampir-hampir mirip. Terlihat di situs KPU, hasil hitung cepat berdasarkan hasil TPS yang masuk menunjukkan 02 dominan dengan perolehan 56 persen. Meski data yang masuk baru di angka 41 persen (pukul 10.00 WIB).
Pilpres 2024 ini pun sudah bisa terbaca. Hampir pasti hanya satu putaran.
Memang jalan untuk mencapai hasil resmi dari KPU masih panjang. Namun dari sini setidaknya sudah bisa melihat apa saja yang harus dilakukan ke depan. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Bagi masyarakat umum di bawah. Sudah selesai. Sudah memberikan hak suaranya. Sudah kelihatan hasilnya.
Tak perlu gontok-gontokan lagi. Harusnya…
Saling salaman lagi. Kerja bareng lagi.
Urusan panjang ”hasil pemilu” itu biar menjadi urusan elite.
Jika tidak puas dengan hasil, masih ada jalan yang bisa ditempuh. Ajukan gugatan. Seperti sebelum-sebelumnya.
Namun yang diharapkan adalah situasi yang damai. Stabilitas politik. Karena akan berimbas pada banyak hal, di semua lini bangsa ini.
Buruh, petani, nelayan, pengusaha, semua orang, malas dengan ketidakpastian. Termasuk kepastian masa depan. Cakar-cakaran politik akan memunculkan ketidakpastian ini.
Jika ini terjadi, maka negara akan berjalan seperti mayat hidup. Bikin banyak orang susah.
Maka ketika hasil sudah muncul, yang dibutuhkan adalah salaman. Rekonsiliasi. Kerja bareng lagi untuk membangun negeri.
Toh, diadakanya pemilihan umum tujuannya juga satu itu! Bukan untuk memfasilitasi nafsu berkuasa semata. (*)